Disayangkan, Resolusi Jihad NU Seakan Dinafikkan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Minggu, 10 November 2013, 13:23 WIB
Disayangkan, Resolusi Jihad NU Seakan Dinafikkan
hasyim asy'ari/net
rmol news logo Memperingati Hari Pahlawan akan hampa tanpa memahami arti Resolusi Jihad NU. Karena kedua hal tersebut saling berkaitan.

"Namun dalam sejarah bangsa Indonesia, adanya fatwa Resolusi Jihad seakan dinafikkan begitu saja. Padahal bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah bangsanya," ujar Ketua Fraksi PKB Marwan Ja'far, (Minggu, 10/11).

Karena itu, dirinya mengajak semua elemen bangsa untuk mengisi peringatan Hari Pahlawan dengan mengkontekstualisasi makna Resolusi Jihad dengan kebutuhan bangsa saat ini.

Lebih jauh Marwan berharap, momentum Hari Pahlawan dan Resolusi Jihad harus dijadikan refleksi bersama untuk mengusir penjajahan dalam dimensi lain. Yaitu melawan segala bentuk intervensi asing dalam hal kebijakan ekonomi, kedaulatan pangan, politik, supremasi hukum, dan lain-lain demi mewujudkan cita-cita awal pendirian bangsa ini: mensejahterakan rakyat Indonesia lahir dan batin.

"Selamat Hari Pahlawan, semoga dengan mengenang perjuangan dan pengorbanan para pendahulu kita menjadikan kita semakin cinta tanah air dan semakin menumbuhkan semangat berjuang untuk membesarkan bangsa ini dengan kapasitas dan kapabilitas masing-masing," demikian Marwan.

Sebelumnya, Marwan menjelaskan, ada peristiwa besar yang mendahului lahirnya pertempuran pada 10 November 1945 di Surabaya. Yaitu, adanya fatwa Resolusi Jihad yang digulirkan pendiri Nahdhatul Ulama (NU) Hadratusy Syekh KH Hasyim Asy'ari, pada tanggal 22 Oktober 1945. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA