"Sempat juga bertemu dengan Marzuki Usman, mantan menteri pariwisata, tapi ia tak ikut dalam pertemuan ini. Kesan saya Bunda Putri sudah kenal lama dan cukup akrab dengan Marzuki Usman," ujar Faisal dalam tulisan "Bunda Putri yang Saya Kenal" yang diunggah di blognya pada 21 Oktober kemarin.
Dalam perjalanan waktu, Faisal menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri betapa luas relasi Bunda Putri. Pada acara ulang tahun Bunda Putri, dirinya bertemu Andi Mallarangeng dan beberapa pejabat. Pernah juga diajak bertemu Purnomo Yusgiantoro di ruang VIP bandara Supadio, Pontianak. "Saya sudah beberapa kali bertemu dengan Pak Pur, sekali di kediamannya. Di rumah Bunda Putri di Pondok Indah berjejeran foto Bunda Putri dengan para pejabat. Tak pelak lagi, Bunda Putri memang kenal banyak orang penting di negeri ini," ungkap Faisal.
Di luar negeri, Bunda Putri sangat dihormati oleh para pejabat Petronas, perusahaan Malaysia. Bunda Putri boleh dikatakan sebagai pelobi Petronas, tak hanya di Indonesia melainkan juga di Timur Tengah atau Afrika. "Itulah barangkali yang menjelaskan mengapa Bunda Putri kenal dengan menteri Somalia," jelas Faisal terkait pertemuan dia pertama kali yaitu setelah Bunda Putri bertemu seorang menteri Somalia yang sedang berkunjung di Jakarta.
Dalam pertemuan dengan Bunda Putri, Faisal mengaku tertarik mendengar kisah Pertronas yang telah memenangi konsesi ladang gas Kapodang, blok Muria. Menurut rencana, gas ini akan dialirkan ke PLTGU Tambak Lorok. Kontrak sudah ditandatangani antara Petronas dan PT. PLN.
"Namun, ada masalah dengan transmisi pipa yang akan menyalurkan gas dari ladang Kapodang ke PLTGU Tambak Lorok. Yang akan membangun jaringan pipa adalah Bakrie Group. Perundingan dengan Bakrie Group tak kunjung tuntas, molor bertahun-tahun, sehingga PLTGU hingga kini tak dioperasikan," tulisnya.
Betapa besar kerugian negara kalau PLTGU itu dioperasikan tanpa pasokan gas sehingga harus menggunakan BBM. Besarnya potensi kerugian negara akibat keterlambatan realisasi pembangunan transmisi pipa ini sudah dihitung oleh BPK. "Laporan BPK saya peroleh dari Rudi, staf Bunda Putri. Kalau tak salah, dalam tiga tahun kerugiannya hampir sama dengan dana yang dikucurkan ke Bank Century, sekitar Rp 6 triliun," ungkapnya.
Tak hanya itu, dia juga diceritakan tentang keterlibatan Bunda Putri membantu kelistrikan di Kalimantan Barat. "Saya tak terlibat sama sekali. Cuma sempat diperkenalkan dengan pihak pemasok listrik dari Sarawak yang hendak menjual listrik ke Kalimantan Barat. Penjualan listrik ini sudah terwujud. Sebagian wilayah Kalimantan Barat beroleh aliran listrik dari Malaysia. PT PLN yang membangun saluran transmisinya," demikian Faisal.
[zul]
BERITA TERKAIT: