"Kami akan terus mengevaluasi informasi seperti itu yang datang dalam beberapa hari dan minggu-minggu ke depan. Dan jika kita perlu mengambil langkah-langkah tambahan, kita pasti akan mengambilnya," kata jurubicara Departemen Luar Negeri AS, Marie Harf, sebagaimana dilansir
CNTV (Sabtu, 7/9).
"Pelayanan konsuler di Adana dan di Beirut akan tetap dibuka, namun kami hanya menurunkan beberapa personel keamanan disana. Keamanan dan fasilitas warga negara kami di sana akan menjadi perhatian sepenuhnya untuk semua orang di sini (AS)," Harf menambahkan.
Tak lama setelah pengumuman tersebut, sekitar 150 orang dari kelompok pro-Suriah mengadakan protes di dekat Kedutaan Besar AS di Beirut. Mereka memprotes terhadap kemungkinan serangan AS di Suriah, dan berjanji untuk mengadakan aksi unjuk rasa yang lebih besar jika serangan benar-benar dilancarkan oleh AS.
[ysa]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: