Tapak karirnya lumayan cepat melejit. Sayangnya, ada pihak yang mencurigai penanjakan karirnya sebagai buah nepotisme karena berstatus adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia juga anak kandung dari tokoh TNI AD, Sarwo Edhie Wibowo.
Jabatan strategisnya di TNI antara lain sebagai Danjen Kopassus, Pangdam III Siliwangi, Pangkostrad dan Kepala Staf TNI AD.
Setelah pensiun dari tentara dan masuk ke politik, namanya kian bersinar. Sayangnya, kecurigaan akan praktik nepotisme selalu membayanginya apalagi setelah diangkat sang kakak ipar, Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai anggota Dewan Pembina Partai Demokrat.
Menanggapi itu semua, Pramono tetap rendah hati. Dia memahami suara pihak-pihak yang selama ini kritis kepada Demokrat, SBY, Cikeas dan termasuk kepadanya.
"Saya bertindak dengan aturan berlaku," ujarnya singkat menjawab sinisme yang mengarah padanya, saat ditemui di Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (24/8).
Pramono juga menepis semua spekulasi yang mengkuatirkan dirinya akan menggunakan kebesaran keluarga Cikeas untuk mempengaruhi tim komite konvensi penjaringan capres Partai Demokrat.
Apalagi, ada yang mengatakan dirinya tidak akan memakai perangkat militer untuk memuluskan jalan politik.
"Dari dulu waktu aktif di militer, saya tegas mengatakan jangan seret-seret tentara ke dalam politik. Tapi, kalau ada mantan anak buah saya mendukung saya berpolitik, misalnya, kan tidak boleh saya larang," ucapnya.
Pramono mengakui tak ada persiapan khusus untuk menuju konvensi Demokrat, termasuk soal dana.
"Kalau persiapan nanti saja dibicarakan kalau saya diundang. Tapi misalnya persiapan dana, saya akui saya apa adanya," tegasnya.
[ysa]
BERITA TERKAIT: