Pemboman di kota Wajihiya, Provinsi Diyala, itu terjadi saat para jamaah sedang mendengarkan khutbah. Akibatnya, sedikitnya 20 orang tewas dalam insiden tersebut.
"Saya berada di shaf pertama. Kami sedang mendengarkan khotbah. Tiba-tiba, sebuah ledakan besar mengguncang tempat itu," kata seorang mahasiswa, Salman Ubaid (22), seperti dikutip
Reuters (Sabtu, 20/7).
"Saya pingsan dan setelah sadar saya telah berada di Rumah Sakit Wajihiyia dengan beberapa pecahan peluru di kepala," tambahnya.
Belum ada yang mengaku bertanggungjawab atas serangan mematikan, yang telah menimbulkan kekhawatiran akan kembalinya konflik sektarian. Dan hingga saat ini, kerusuhan dan serangan bom sporadis masih umum terjadi di berbagai
kota besar Irak.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih 2.500 warga Irak tewas dalam berbagai kasus kekerasan sejak April lalu.
[ysa]
BERITA TERKAIT: