Militer melakukan kudeta atas Muhammad Morsy; presiden yang terpilih secara demokratis pasca tumbangnya Rezim Husni Mubarok.
Morsy dilahirkan pada tahun 1951 di Provinsi Al-Sharqiya, Mesir Utara, dan dibesarkan di desa El-Adwa di Delta Nil. Meskipun ia lahir dari seorang anak petani, namun kecerdasannya mampu mengantarkannya untuk mendapatkan gelar sarjana
dan gelar master di bidang teknik di Universitas Kairo.
Pada 1975-1976, Morsy sempat bekerja di Departemen Perang Kimia, milik militer Mesir. pada tahun 1979, saat belajar di Amerika Serikat, Morsy bergabung dengan Ikhwanul Muslimin (IM), yang didirikan oleh Hasan Al Bana.
Setelah kembali ke Mesir, Morsy mulai memegang jabatan penting di Ikhwan, sebutan bagi gerakan Ikhwanul Muslimin. Ia menjadi anggota Biro Bimbingan di tahun 1995.
Pada tahun 2006, sebagaimana dilansir
Al Jazeera (Sabtu, 6/7), Morsy dipenjara selama tujuh bulan karena mengambil bagian dalam demonstrasi mendukung hakim yang menuntut independensi peradilan.
Morsy kembali di penjara sebentar pada tahun 2011, saat ikut menggelar pemberontankan terhadap Presiden Mesir saat itu, Husni Mubarak.
Setelah Mubarak jatuh, Ikhwan mendirikan Partai Kebebasan dan Keadilan sebagai sayap politiknya.
Dalam pemilu untuk menentukan siapa pengganti Mubarak, Partai Kebebasan
dan Keadilan awalnya memilih Khairat el-Shater untuk dijadikan sebagai
calon presiden. Namun akhirnya Khairat el-Shater terdiskualifikasi.
Akhirnya, Ikhwan mengajukan Morsy. Morsy pun akhirnya terpilih sebagai kandidat alternatif Ikhwan.
Dan dalam Pilpres yang digelar pada Mei 2012, Morsy unggul di putaran pertama dengan dukungan hampir sekitar 25 persen. Di putaran dua Pilpres, Morsy menang dengan dengan meraup suara mayoritas sekitar 52 persen.
Pada 30 Juni 2012, Morsy pun dikukuhkan sebagai Presiden Mesir.
[ysa]
BERITA TERKAIT: