Prabowo Belum Berani Terbang Ke Amerika

Diundang Ribuan Pendukungnya Di Washington & California

Rabu, 19 Juni 2013, 10:00 WIB
Prabowo Belum Berani Terbang Ke Amerika
Prabowo Subianto
rmol news logo Elite Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mengklaim figur capresnya, Letjen (Purn) Prabowo Subianto, sudah diterima Senator Amerika Serikat (Amrik). Aktivis HAM tak percaya bahkan ngeledek. “Prabowo itu dilarang masuk Amerika sejak 1998, karena masuk daftar terduga pelanggar HAM.”

Kabar Prabowo sudah diterima Senator Amerika diungkapkan  Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi. Suhardi mengatakan, baru-baru ini dia bersama adik kandung Prabowo, Hasyim Djojohadikusumo terbang ke Amerika  menghadiri peresmian Soemitro Center, sebuah lembaga kerja sama di bidang penelitian dan pengembangan Indonesia-Amerika. 

“Di sana kita ketemu para senator Amerika Serikat dan sambutannya baik,” kata Suhardi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Sejauh ini, diakui Suhardi, Prabowo belum pernah menyempatkan diri berkunjung ke negeri Abang Sam. Eks Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ini selalu memandatkan kepada orang-orang terdekatnya untuk mewakili dirinya menemui para pendukungnya di Amerika. Dalam waktu dekat ini, diungkapkan Suhardi, Prabowo sudah menjadwalkan untuk terbang ke Amerika. “Jadi mereka masih menunggu (Prabowo).”

Suhardi mengklaim, jago capresnya itu memiliki ribuan pendukung yang tersebar di sejumlah negara bagian di Amerika. Simpul-simpul Gerindra sudah terbentuk di Amerika, kata Suhardi. Kebanyakan pendukung Prabowo adalah warga negara Indonesia yang bermukim di negeri adidaya tersebut.

“Pendukung Pak Prabowo di antaranya ada di Washington DC, California dan Kanada. Kemarin saja di Los Angeles dalam pertemuan para kader dan simpatisan Prabowo itu dihadiri 3.000-4.000 orang, itu baru perwakilan lho. Jadi bisa anda bayangkan sendiri jumlahnya, bisa jauh lebih besar dari itu,” kata Suhardi.

Tak hanya itu, Prabowo juga punya basis dukungan di 11 negara Amerika Latin di antaranya Kolombia, Argentina dan Meksiko.

Dukungan tersebut disampaikan perwakilan duta besarnya yang menyambangi kediaman Prabowo baru-baru ini.

Haris Azhar, Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) yang kerap menentang pencapresan Prabowo, meragukan klaim Suhardi.
Dia mengatakan, bagaimana bisa Prabowo mendapat dukungan dari senator Amerika, wong hingga kini cap dugaan terlibat kasus pelanggaran HAM berat masih melekat pada Prabowo.

Amerika, lanjut Haris, paling anti dengan figur pelanggar HAM, makanya hingga kini Prabowo dilarang masuk Amerika.

“Prabowo itu kena larangan masuk sejak 1998. Nama hukumnya leahly law. Yang menyatakan orang-orang yang terduga sebagai pelanggar HAM, tidak diizinkan dapat visa dan masuk ke Amerika,” kata Haris kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Seperti diketahui, Prabowo diduga terlibat kasus pelanggaran HAM peculikan aktivis pada 1998. Haris makin tidak percaya lagi dengan klaim Suhardi, jika mengatakan senator Amerika menyambut baik rencana pencapresan Prabowo. Sebab yang mengusulkan penerbitan leahly law terhadap Prabowo dan tokoh pelanggar HAM lainnya adalah Senator Patrcik Leahly de Vermont pada 1997. “Setahu saya ketentuan itu masih berlaku bagi Prabowo,” tandasnya.  [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA