Prabowo-Jokowi Kombinasi Pas, Tapi Mustahil Dipasangkan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Kamis, 30 Mei 2013, 08:38 WIB
Prabowo-Jokowi Kombinasi Pas, Tapi Mustahil Dipasangkan
ilustrasi/ist
rmol news logo . Rakyat sudah tak sabar lagi  menginginkan perubahan. Rakyat merindukan tipe kepemimpinan yang kuat dan efektif sebagai penunjuk arah republik di masa mendatang.

Hal itu berkorelasi dengan hasil survei CSIS terakhir, yang menunjukkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto sudah menjadi unggulan teratas pilihan rakyat untuk Capres 2014 yang akan datang.

"Kalau ditangkap nuansa dari hasil survei tersebut, nampaknya rakyat sudah tidak sabar inginkan perubahan. Apabila diibaratkan perumpamaan, maka tipe kepemimpinan yang alon-alon asal kelakon sudah dirasakan rakyat tidak tepat lagi," kata anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Martin Hutabarat, kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis pagi (30/5).

Menurut dia, rakyat sudah menginginkan pemimpin yang bisa membawa negara ini "berlari maraton", di tengah persaingan global.  Dan kuncinya adalah pada kepemimpinan yang efektif. Kerinduan terhadap kepemimpinan yang efektif itulah sebenarnya inti dari harapan rakyat terhadap calon Presiden di tahun 2014 yang akan datang.

Menurut Martin, model kepemimpinan Prabowo yang diperkirakan tegas, cepat dan tidak peragu akan bersaing ketat dengan model kepemimpinan Jokowi yang dinamis dan humanis seperti yang diperlihatkannya ketika memimpin Solo dan Jakarta.

"Kedua tokoh inilah yang menduduki tingkat teratas calon presiden yang diharapkan oleh rakyat di masa datang. Kalau berkaca pada hasil survei CSIS, mungkin kombinasi dari kedua model kepemimpinan Prabowo dan Jokowi inilah yang ditunggu rakyat," ucapnya.

Meski demikian, Martin kembali tegaskan bahwa tidak ada rencana Gerindra mencoba memasangkan Prabowo-Jokowi.

"Tidak baik kesannya bagi Jokowi. Baru enam bulan gubernur DKI lalu calon presiden atau calon wapres. Biar dia sukses dulu. Tahun 2019 dialah calon kita," tegasnya.

Dia tambahkan, presiden Indonesia selanjutnya akan menghadapi dinamika pembangunan yang semakin kompleks, sekaligus ditantang untuk bisa tetap menjaga keutuhan NKRI di tengah berbagai ancaman dan tantangan global. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA