Langkah ini pun kian memperkuat keunikan BNI bukan hanya sebagai bank terbesar di Indonesia, melainkan bank yang memiliki perhatian besar pengembangan komunitas sekaligus pelestarian lingkungan di lokasi-lokasi sangat penting bagi citra positif Indonesia di mata dunia. Keterlibatan langsung BNI itu ditandai secara resmi melalui peletakan batu pertama Desa Wisata Komodo BNI oleh Direktur Utama BNI, Gatot M. Suwondo, di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur, kemarin.
Tampak hadir di acara itu eks Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu; dan Executive Board Yayasan Komodo Kita, Emmy Hafild.
Program Desa Wisata Komodo ini merupakan konsep ecotourism yang selaras visi dan misi BNI menjalankan perbankan hijau, yaitu meningkatkan perekonomian bangsa sambil berbagi dengan masyarakat miskin.
Pencapaian komodo sebagai "The New 7 Wonders of Nature"’ merupakan kebanggaan tak terkira bagi bangsa Indonesia. Kemenangan tersebut refleksi dari tekad dan semangat persatuan yang menyeluruh oleh bangsa Indonesia. Sehingga, dalam waktu singkat berhasil menggalang dukungan dari seluruh komponen bangsa.
Sayang memang, di balik kemenangan ini terdapat kenyataan miris kondisi perekenomian warga Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya Kabupaten Manggarai Barat, yang selama ini hidup dalam tingkat kesejahteraan memilukan.
Provinsi dengan kekayaan alam luar biasa indah ini merupakan propinsi termiskin ke-3 di Indonesia. Berangkat dari fakta tersebut, BNI melalui program Corporate Community Responsibility (CCR) bekerjasama dengan Yayasan Komodo Kita (YKK) saling bahu membahu mengembangkan Desa Komodo, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat yang Februari lalu diresmikan sebagai Desa Wisata.
Dirut BNI, Gatot M Suwondo, mengatakan, BNI akan terus menopang upaya masyarakat setempat membangun perekonomiannya, mulai dari perbaikan rumah penduduk hingga pendidikan anak-anak.
Dalam program pembangunan Desa Wisata Komodo ini, CCR BNI menerapkan konsep integrated community development di mana semua unsur masyarakat terlibat semenjak perumusan rencana pembangunan sampai dengan pelaksanaan, dan dilibatkan secara langsung pada program pasca pembangunan berjalan.
Nantinya konsep ini berhulu pengembangan institusi ekonomi masyarakat yang paling cocok untuk komunitas terpencil yaitu Lembaga Keuangan Mikro.
Adapun langkah-langkah yang diterapkan CCR BNI memajukan Desa Wisata Komodo ini dengan mengupayakan pengembangan komunitas secara terpadu dan terintegrasi dalam berbagai aspek pembangunan komunitas desa, yakni berhulu di institusi ekonomi berupa LKM, pembangunan infrastruktur dasar (sanitasi, air, jalan desa), pengembangan SDM dengan cara memberikan pelatihan demi meningkatkan kemampuan LKM, keahlian dalam bidang pariwisata seperti menjadi pemandu selam profesional, hospitality training, naturalist guide dan penyediaan modal murah serta aset produksi pariwisata (kapal wisata, kayak, dan peralatan selam) juga kemudahan akses ke pasar.
Meskipun begitu, untuk mewujudkan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan sebab masyarakat miskin umumnya memiliki sifat apatis, individualis, dan kohesitivitasnya rentan. Karena itu, agar terealisasi dengan sempurna, CCR BNI pun memerlukan mitra kerja kuat, terpercaya dan memiliki keahlian dalam bidang pengembangan masyarakat.
"Dan Yayasan Komodo Kita adalah mitra paling tepat mendukung dan merealisasikan program-program yang diusung CCR BNI demi kemajuan Desa Wisata Komodo," kata Gatot Suwondo.
“Kami percaya untuk mengentaskan kemiskinan, harus dilakukan bersama-sama institusi perbankan, yayasan dan melibatkan masyarakat setempat. Maka dari itu, program ini dilakukan dalam konteks komunitas," imbuhnya.
Gatot pun berharap masyarakat yang lemah dari segi modal, keahlian dan akses pasar dapat terangkat apabila ekonomi komunitas di dalamnya bergerak maju dalam suatu pertumbuhan ekonomi infklusif dan memiliki multiplier effect besar.
Kerjasama dan koordinasi yang konkret seluruh pihak sangatlah dibutuhkan mengatasi kesejahteraan rakyat di daerah terpencil, dan untuk memenuhi kebutuhan rakyat miskin di daerah yang sulit terjangkau dalam kurun waktu cepat bukanlah perkara mudah karena keterbatasan sarana dan prasarana.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Yayasan Komodo Kita, Emmy Hafild, menyambut baik dan menghargai komitmen dan kerjasama CCR BNI bergandengan tangan mensejahterakan warga di Desa Wisata Komodo dan sekitar.
"Semua yang dilakukan Yayasan Komodo Kita dan BNI tidak akan berhasil jika tidak didukung usaha dan semangat masyarakat NTT sendiri. Jika program ini berhasil, tingkat kesejahteraan warga meningkat, maka yang akan harum tanah NTT sendiri. BNI dan YKK hanya berperan sebagai fasilitator," pungkasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: