Andi Arief: Mahkota Dunia Ada di Teras Dua Gunung Padang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Minggu, 26 Mei 2013, 17:04 WIB
Andi Arief: Mahkota Dunia Ada di Teras Dua Gunung Padang
rmol news logo Tim Terpadu Riset Mandiri belum melakukan pengeboran untuk menguji kondisi di bawah permukaan teras dua situs megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat.

Tetapi dari penginderaan yang menggunakan geolistrik dan georadar tim yang diinisiasi kantor Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB) ini menemukan citra"sesuatu" di kedalaman sekitar 50 meter.

"Di Gunung Padang, di posisi teras dua adalah salah satu tempat yang berdasarkan pengakuan para jurupelihara dan (sejumlah) pengunjung yang pernah datang ke sana ada kekuatan energi yang berbeda dengan lokasi teras lainnya," ujar SKP BSB Andi Arief.

Teras kedua ini dikenal sebagai "Mahkota Dunia".

"Kita tidak tahu persis apa arti kata "Mahkota Dunia" itu. Tetapi ketika saya penasaran untuk membuktikan kebenaran bahwa berbagai agama, keyakinan, suku dan lain-lain yang mengunjungi situs itu memanjatkan doa di lokasi tersebut, ternyata benar," katanya lagi dalam pesan yang diterima redaksi.

Andi Arief yakin tidak ada yang kebetulan. Sang Pencipta sepertinya melalui manusia yang menimbun struktur bangunan di bawah situs itu memberi tanda bahwa sesungguhnya intoleransi, anti perdamaian, hilangnya sikap luhur yang hilang dari bangsa ini bisa diatasi jika secara rasional mau mengakui dan melihat sebuah teras dua bangunan situs yang berumur tua di tempat itu. Gunung Padang adalah tempat penting yang menyimpan pesan kuat bahwa hidup adalah untuk kemuliaan dan persatuan.

"Tidak seperti situs-situs lain yang ditemukan Belanda atau Inggris, yang langsung diberi label tempat pemujaan agama-agama, saat ini Gunung Padang adalah sebuah tempat yang tersisa untuk dijadikan sacred memorial untuk semua suku bangsa dan agama.

Pada bagian akhir Andi Arief menilai teras dua Gunung Padang sebaiknya dijadikan milik semua suku bangsa dan agama. Di tempat itu semua agama dapat bertemu dan berdoa, dan menjadi pusat pendidikan toleransi di Indonesia. [dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA