"Sejak pagi kami terkurung di sini. Tidak bisa keluar. Gerbang digembok," tutur Jayadi, salah seorang warga penghuni rusun.
Sejak dihuni dua bulan lalu, Dinas Perumahan DKI Jakarta melalui pengelola Rusun dari Dinas Perumahan menempatkan tenaga sekuriti untuk menjaga dan mengawasi warga di dalam rusun. Sebagian besar para penghuni rusun adalah masyarakat DKI Jakarta korban penggusuran yang direlokasi oleh Pemerintah DKI.
"Sekitar tujuh orang Sekuriti melakukan penggembokan. Mereka bilang tidak akan membuka gerbang, sampai gaji mereka dibayarkan," ujar Jayadi kepada
Rakyat Merdeka Online.
Rusun yang terdiri dari enam blok itu baru terisi satu blok oleh para warga korban gusuran yang menghuni. Namun, pengelolaan dan penjagaannya secara ketat dilakukan oleh Dinas Perumahan DKI Jakarta.
"Pengelola nampaknya belum bertindak. Dan tidak mau tahu. Mereka menyerahkan ke Dinas Perumahan DKI untuk membayarkan gaji para sekuriti," ujar Jayadi.
Akibat peristiwa penggembokan itu, warga yang hendak beraktivitas tidak diijinkan keluar masuk. Suasana mencekam.
"Kami kan mau nyari makan dan ada yang mau kerja. Kami tergembok dan tak dibukakan gerbang. Mohon kami dibantu," ujar Jayadi.
[dem]