Ketiga kementerian itu adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dipimpin Muhammad Nuh, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dipimpin Jero Wacik dan Kementerian Riset dan Teknologi yang dipimpin Muhammad Hatta.
Tuduhan serius ini disampaikan Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB) Andi Arief yang juga insiator tim ahli yang secara mandiri melanjutkan penelitian di Gunung Padang tanpa dukungan serius dari ketiga kementerian itu.
Bulan Februari tahun lalu, ujar Andi Arief, Tim Terpadu Riset Mandiri telah memaparkan hasil penelitian mereka di Gunung Padang. Tak kurang dari 400 ilmuwan Indonesia menghadiri dan mendengarkan pemaparan itu. Ketiga kementerian tadi pun mengirimkan pejabatnya dan berjanji akan menindaklanjuti dan membentuk tim penelitian lain untuk menghasilkan
second opinion terhadap hasil riset Tim Terpadu.
Sekitar enam bulan lalu, Andi Arief, mendapatkan laporan hasil penelitian dari Badan Geologi yang ditandatangani DR. M. Sukhyar dan diketahui Menteri ESDM Jero Wacik. Di dalam laporan itu dinyatakan bahwa mereka tidak menemukan indikasi keberadaan bangunan di bawah permukaan situs Gunung Padang.
Laporan ini jelas manipulasi, ujar Andi Arief, karena Badan Geologi Kementerian ESDM tidak melakukan survei bawah permukaan (
sub surface) Gunung Padang.
Laporan kedua diterima dari Kementerian Ristek melalui salah seorang Deputi Menteri yang mengutip laporan dari Badan Geologi Kementerian ESDM dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Pulit Arkenas).
"Tim Ristek yang berjanji pada masyarakat akan melakukan riset sendiri, ternyata hanya meng-
copy paste sehingga hasilnya nol besar!," ujar Andi Arief.
Puslit Arkenas di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga punya kelakuan yang sama. Mereka menyimpulkan tidak ada bangunan di bawah situs Gunung Padang berdasarkan penelitian yang dilakukan jauh sebelum 2011. Padahal pada Februari 2012 mereka telah mendengarkan pemaparan dari Tim Terpadu Riset Mandiri. Seharusnya mereka memutakhirkan penelitian mereka berdasarkan data dari penelitian terakhir yang mereka lakukan.
"Terlihat bagaimana kualitas periset kita yang ada di kementerian. Meremehkan dan memanipulasi sebuah riset," kata Andi Arief kepada
Rakyat Merdeka Online, Sabtu (27/4).
[ald]
BERITA TERKAIT: