Kegagalan Mari Elka karena Lemahnya Lobi Marty Natalegawa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Jumat, 26 April 2013, 17:55 WIB
Kegagalan Mari Elka karena Lemahnya Lobi Marty Natalegawa
Marty Natalegawa dan Mari Elka Pangestu/ist
rmol news logo Kegagalan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, melaju dalam seleksi pemilihan Dirjen Organisasi Perdagangan Dunia atau  World Trade Organization (WTO) di Jenewa disebabkan gagalnya lobi pemerintah.

"Ini bentuk gagalnya lobi pemerintah dalam hal ini Menteri luar Negeri (Marty Natalegawa)," ujar Wakil Ketua Komisi XI DPR, Harry Azhar Azis kepada Rakyat Merdeka Online, Jumat (26/4).

Menurut Harry, lobi pemerintah dalam mempromosikan putra terbaik bangsa di mata internasional tidak kuat. Sosok Marty Natalegawa dinilainya sangat lemah dalam menjalankan loby-loby yang diperlukan.

"Loby internasional kita gak kuat, kita selalu dicundangi. Saya kira peran Menlu tidak baik, Menlu kita itukan lebih ke birokrasi daripada entrepreneur," ungkap Harry.

Jelas Harry, di negara-negara berkembang dan negara maju, para pimpinan negaranya aktif dalam mempromosi anak bangsanya di lembaga-lembaga internasional.

"Kalau negara seperti Thailand dan Korea itu perannya sangat kuat. Kita disitu lemahnya," ungkap politisi Partai Golkar ini lagi.

Masih kata Harry, sebaiknya Menlu Marty Natalegawa aktif dan konsekuen mendorong dan mengintruksikan duta besar (Dubes) Indonesia di semua perwakilan agar bisa mempromosikan Indonesia.

"Semestinya mereka-mereka (Dubes) itulah yang mempromosikan Indonesia, baik pendidikan, perdagangan, kebudayaan maupun politik," tegas dia.

Terakhir, walaupun pemerintah sudah melakukan promosi terhadap Elka, seperti yang dilakukan Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, dan mereka begitu percaya diri bahwa Mari akan mendapat dukungan dari negara-negara Eropa. Namun menurut Harry itu menunjukkan lobynya masih lemah.

"Lobi mereka itu masih lemah, apalagi ini bukan hanya figur, tapi negara," demikian Harry. [rsn]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA