Setidaknya ada dua agenda yang berjalan mulus setelah Anas Urbaningrum ditetapkan sebaga tersangka kasus korupsi proyek Hambalang.
"Pertama, pembersihan faksi Anas berhasil dilakukan setelah SBY naik menjadi ketua umum. Ada sekitar 9 orang loyalis Anas yang dipecat," ujar mantan Sekretaris Bidang Agama DPP Partai Demokrat Mamun Murod Al Barbasy kepada
Rakyat Merdeka Online pagi ini (Kamis, 25/4).
Kedua, penyusunan calon anggota legislatif berhasil dikuasai faksi Cikeas dengan sengkuni-sengkuninya. Bahkan, orang dekat Anas Urbaningrum, yang saat ini masih menjabat Wakil Sekjen I DPP Partai Demokrat, Saan Mustopa pun terlempar dari nomor urut 1. Mamun juga dicoret dari pencalegan padahal sebelumnya hampir dipastikan akan menjadi nomor urut 1 daerah pemilihan Jawa Tengah VII.
"Itulah pengabdian beberapa oknum KPK, meskipun sempat operasinya kurang sempurna karena ada Sprindik bocor yang akhirnya mampu diredam secara gotong royong oleh mereka," imbuh Mamun.
"Fakta itu makin jelas karena terbukti Anas tidak disentuh (KPK) sampai sekarang, sampai DCS Demokrat diserahkan ke KPU. Publik harus jeli melihat rangkaian fakta ini sehingga sulit dikatakan tidak ada kaitannya," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: