Angin Bertiup 6 Knot per Detik Ketika Lion Air Nyemplung ke Laut

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Minggu, 14 April 2013, 09:24 WIB
Angin Bertiup 6 Knot per Detik Ketika Lion Air Nyemplung ke Laut
FOTO: POLRI
rmol news logo Lion Air dipuji karena merupakan maskapai penerbangan Indonesia paling kuat di kelasnya saat ini.

Didirikan pada tahun 1999, baru-baru ini Lion Air menandatangani kontrak dengan dua produsen pesawat raksasa, Boeing dan Airbus, untuk pembelian 464 pesawat hingga tahun 2026 mendatang. Kontrak dengan Boeing ditandatangani tahun lalu untuk pembelian 230 Boeing New Generation. Sementara bulan Maret lalu Lion Air menandatangani pembelian 234 pesawat Airbus. Bagi Airbus, ini adalah kontrak terbesar yang pernah mereka dapatkan sejak perusahaan Prancis itu berdiri.

Pesawat Lion Air Boeing 737-800 New Generation yang tergelincir saat mendarat di Bandara Ngurah Rai, Bali, kemarin (Sabtu, 13/4) adalah bagian dari kontrak pembelian dengan Boeing itu. Pesawat naas tersebut baru tiba di Indonesia bulan lalu.

Sampai kini penyebab kecelakaan Lion Air masih belum bisa dipastikan. Pihak yang berwenang masih memeriksa rekaman data penerbangan. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu, 101 penumpang dan 7 awak pesawat semua selamat, kendari sekitar 40an penumpang dilaporkan mengalami luka memar dan patah tulang.

Diduga kuat pesawat tergelincir atau tidak berhenti pada tempatnya karena kehilangan momentum touch down sekitar 50 meter.

Pesawat tersebut dalam perjalanan dari Bandung, Jawa Barat, dan hanya membawa seorang penumpang berkebangsaan asing, Prancis.

Sementara cuaca ketika kecelakaan terjadi dilaporkan cukup cerah. Angin bertiup dengan kecepakan 6 knot per detik, dari arah 110 derajat dan 270 derajat. Mesin pesawat juga disebutkan merupakan pengembangan mutakhir dari mesin tipe CFM56-7BE.

Sejauh ini, menurut sejumlah catatan, Lion Air tercatat mengalami enam kali kecelakaan sejak tahun 2002. Kecelakaan terbesar terjadi pada 30 November 2004 ketika pesawat MD-82 milik Lion Air dengan kode pernebangan JT-538 dari Jakarta tergelincir dan menabrak kuburan di luar Bandara Adi Sumarmo, Solo. Sebanyak 26 penumpang tewas dalam kecelakaan itu. [dem]
  • TAGS

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA