"Stigma Gunung Kidul berani bunuh diri harus hilang," ujar Ketua Karang Taruna Dusun Trowono, Sigit Purnomo, di sela-sela acara lesehan budaya, pameran foto dan pengobatan gratis di Balai Dusun Trowono, Desa Karang Asem, Kecamatan Paliyan, Gunung Kidul, Yogyakarta, Minggu (31/3).
Seniman teater asli Karang Asem itu mengatakan, stigma berani bunuh diri harus diubah menjadi berani hidup. Menurut dia, selain dengan mengatasi persoalan kemiskinan, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengubah kebiasaan menghabisi nyawa sendiri warga Gunung Kidul, salah satunya dengan menggiatkan kegiatan-kegiatan kesenian dan kebudayaan.
Untuk itu, dia menyambut baik acara pagelaran seni dan budaya lokal, lesehan budaya dan visualisasi realitas kehidupan lewat pameran foto yang digelar Sahabat Bangsa untuk Persatuan dan Yayasan Pandora di Dusun Triwono kali ini.
"Seni dan budaya hadir dari hati. Hati itu suci dan tulus. Kegiatan ini pembelajaran buat kita semua memeriksa sesuatu dengan menggunakan hati," imbuh dia.
Sigit berharap sekaligus mengajak masyarakat Gunung Kidul untuk tetap optimis memandang hidup dan kehidupan masa depan. Dia juga mengajak masyarakat Gunung Kidul bisa mencetak generasi plus, generasi optimis dan punya spirit hidup yang tinggi.
"Mari sumbangkan apa yang bisa kita berikan untuk daerah kita," demikian Sigit.
Acara pagelaran seni budaya, pameran foto dan pengobatan gratis di dusun pengobatan gratis di Balai Dusun Trowono, Desa Karang Asem, Kecamatan Paliyan, Gunungkidul, Yogyakarta, Minggu (31/3), diadakan oleh komunitas Sahabat Bangsa Untuk Persatuan bekerjasama dengan Yayasan Pandora.
Acara dihadiri antara lain oleh ekonom senior yang juga mantan Menteri Kordinator Bidang Perekonomian DR. Rizal Ramli, dan pegiat budaya yang juga penulis puisi Negeri Para Bedebah, Adhi M Massardi.
[ian]
BERITA TERKAIT: