Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, kepada
Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Rabu, 20/3).
Karena itu, selain menilai isu kudeta sebagai pepesan kosong, berlebihan dan paranoid, Fadli Zon menganalisa beberapa kudeta yang terjadi selama ini. Sejarah mencatat, ungkap Fadli, kudeta selalu melibatkan militer aktif. Hal ini seperti terjadi di Portugal pada tahun 1974, Chili tahun 1973, dan Liberia 1980.
Bila pun tidak melibatkan militer aktif, orang dekat Prabowo Subianto ini melanjutkan, kudeta biasanya melibatkan orang dalam pemerintahan. Bahkan kudeta juga bisa
self-coup. Artinya, kudeta digerakan oleh pemerintah itu sendiri dengan bantuan militernya.
Tujuan kudeta jenis
self-coup ini, masih kata Fadli, adalah untuk mendapatkan
ekstra constitutional power. Dan kudeta jenis ini pernah terjadi di Peru di masa Alberto Fujimori.
"Melihat kondisi Indonesia sekarang, untuk terjadi kudeta dari luar itu sangat tak mungkin. Justru yang paling mungkin itu
self-coup," jelas Fadli.
[ysa]
BERITA TERKAIT: