“Kegelisahan dan kemarahan rakyat yang terjadi di seluruh pelosok negeri, adalah tanda-tanda zaman,†ujar Ketua Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARUP), DR Rizal Ramli, ketika berbicara di Musyawarah Akbar Demi Kedaulatan Bangsa, di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, di Menteng, Jakarta Pusat siang tadi (Kamis, 14/2).
Menurut pria yang menjadi aktivis pergerakan sejak mahasiswa di tahun 1970an itu, sejarah Indonesia dipenuhi pengorbanan para pejuang yang konsisten dan menarik garis tegas terhadap penjajah kolonial. Bung Karno, misalnya, sejak dulu memegang teguh prinsip nonkooperatif walaupun harus menanggung risiko. Dia menolak rayuan Belanda sehingga berkali-kali dipenjara, diadili, dan dibuang. Sikap serupa juga ditunjukkan para pemimpin lain seperti Tjokroaminoto, Hatta, Sjahrir, Natsir, dan lainnya.
“Sekitar 4 sampai 5 tahun lalu, yang berani kritis terhadap rezim korup dan penjual kedaulatan ini hanyalah para aktivis dan sebagian kecil intelektual yang sadar. Tapi sekarang saya bangga dengan rakyat kita yang sudah berdiri paling depan menghendaki perubahan,†ujar tokoh perubahan yang baru saja kembali dari Maroko untuk bicara di hadapan para pemimpin gerakan oposisi negara Timur Tengah ini.
[dem]