Rencana penelitian itu disampaikan Kantor Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB), Andi Arief, beberapa saat lalu (Minggu, 3/2).
Situs Gunung Padang disusun dari batuan alami yang dalam ilmu geologi disebut
columnar joint yang merupakan sejenis andesit dengan bentuk yang khas. Proses alami di dalam perut bumi membuat
columnar joint berbentuk penampang segi lima dan berukuran panjang-panjang seperti kolom.
Batuan alami ini kemudian ditambang atau dipotong oleh masyarakat masa silam dan disusun sedemikian rupa sehingga berbentuk bangunan berteras atau berundak yang monumental. Cara manusia masa lalu menyusun batuan menunjukkan tingkat kemahiran, keakuratan, dan kecermatan yang luar biasa.
Menurut DR Ali Akbar, salah seorang peneliti dalam tim ini, hasil ekskavasi Tim Terpadu Riset Mandiri tahun lalu menemukan semacam batu melengkung di kedalaman dua meter. Fragmen atau pecahan batu melengkung ini cukup mengejutkan karena bentuknya berbeda dibandingkan dengan kolumnar joint yg secara alami berbentuk lurus dan irisannya segi lima.
"Batu melengkung ini penampangnya segi empat. Lengkungan atau semacam setengah lingkaran ini jelas menunjukkan hasil kreasi manusia, yakni dipahat sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk melengkung. Bentuk ini juga mirip lengkungan bagian atas pintu bangunan," ujarnya dalam keterangan yang diterima redaksi.
Temuan batu melengkung pada kedalaman dua meter juga cukup mengejutkan karena berarti di bawah permukaan tanah terdapat campur tangan atau aktivitas manusia. Masyarakat umum yang berkunjung ke Gunung Padang dapat melihat dengan mudah konstruksi batuan di permukaan tanah.
[zul]
BERITA TERKAIT: