Wacanakan Pindah Ibukota, Mereka Tak Paham Jakarta

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Sabtu, 19 Januari 2013, 16:23 WIB
Wacanakan Pindah Ibukota, Mereka Tak Paham Jakarta
JJ RIZAL/IST
rmol news logo Hasil studi banjir di Jabodetabek yang sudah dirilis berbagai pakar baik dalam maupun luar negeri sepertinya tidak pernah dipelajari oleh pemerintah pusat maupun DKI Jakarta. Buktinya, saat banjir melumpuhkan sebagian besar wilayah Jakarta seperti saat ini yang keluar justru wacana pemindahan ibukota.

"Mereka (pemerintah pusat dan Jakarta) tidak mengerti soal Jakarta, main pindah-pindah saja ibukota, hanya perlu political will dari mereka sebetulnya untuk mengubah Jakarta," tegas sejarawan Betawi, JJ Rizal kepada wartawan di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (19/1).

Jakarta, menurut Rizal, sudah kelebihan beban sehingga diperlukan kebijakan non populer seperti urbanisasi dan relokasi. Kebijakan non populer ini diambil agar tercipta harmoni antara sungai, resapana hujan dan lahan hijau yang sudah hampir musnah akibat bludakan penduduk Jakarta.

"Jakarta sekarang itu jadi kota abu-abu (yang penuh beton) bukan kota hijau yang ramah dengan manusia, Jakarta 2015 bakal ada 20 juta jiwa, sudah tidak ada lagi ruang," paparnya.

Ia berpendapat, justru cukup kantor-kantor kementerian saja yang dipindahkan dari Jakarta. Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, misalnya. Mestinya kantor tersebut berada di wilayah timur Indonesia. Begitu juga dengan Kementerian Kehutan dan Kementerian Pertanian, sebut Rizal, yang seyogyanya berkantor di Kalimantan dan Sumatera. Menurut Rizal, sampai saat ini pun pemerintah tidak bisa menjawab alasan wacana pemindahan ibukota.

"Tidak layak dijadikan ibukota itu karena apa? butuh proses memang. Terus nanti kalau ibukota yang dipindahin itu rusak, loe pindah lagi," sindirnya.

Belajar dari pengalaman sejarah, ia akui memang semasa pemerintahan penjajahan Belanda VOC juga pernah dilakukan pemindahan pusat ibukota. Siklusnya pun 200 tahun sekali. Pertama pada tahun 1825, kemudian di tahun 1625 di Jayakarta yang kini berubah nama menjadi Jakarta dan jika dihitung maka pemindahan ibukota akan terjadi pada tahun 2030.

"Kalau pemerintah pusat dan Jakarta tidak ada political will, maka pemindahan ibukota akan terjadi," demikian Rizal. [wid]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA