"Padahal yang paling penting akar masalahnya selesai. Ada tiga sebab banjir, yaitu, kiriman air hujan begitu tinggi, naiknya air laut yang sekarang sampai 2 meter, curah hujan lokal lebih dari 125 mili," kata mantan Kabid Strategi Pengembangan Rencana Kota Pemda DKI, Muhammad Fauzal, di diskusi "Jakarta Tak Berdaya" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (19/1).
Dia akui, pemerintah daerah dan pusat tidak pernah lakukan kegiatan yang struktural terhadap Jakarta.
"Pulau Jawa itu kan gunung, kenapa airnya tidak kita cegat. Belanda bisa bikin waduk Jatiluhur dan Cirata. Kalau bikin waduk semacam Jatiluhur, semacam itu, itu akan bisa jadi lebih baik," katanya.
Waduk Gajah Mungkur pernah dibuat oleh pemerintahan Soeharto, namun itu bukan di Jakarta. Padahal, kalau Jakarta membuat waduk seperti demikian, air bisa bisa untuk irigasi, penahan air, air minum dan penggelontoran air waktu musim kering.
"Kedua, apakah kita sudah sadar bahwa buangan air kita dari rumah tangga sudah sepenuhnya gunakan sumur resapan. Saya kira sangat sedikit, artinya menahan air ini belum jadi kebiasaan Jakarta," terangnya.
"Begitu hujan kemarin, air di Katulampa warnanya kuning. Jadi selain kirimkan air, tapi juga kirimkan lumpur. Ini makin dangkal saja saluran air kita," tambahnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: