Beberapa Gereja di Bekasi dan Jakarta Mendapat Teror Massa Intoleran

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Jumat, 18 Januari 2013, 13:06 WIB
Beberapa Gereja di Bekasi dan Jakarta Mendapat Teror Massa Intoleran
ilustrasi
rmol news logo Beredar kabar yang menyebutkan empat gereja terancam diganggu oleh massa intoleran dalam waktu dekat ini, termasuk yang akan diganggu hari ini di kawasan Duri Selatan, Tambora, Jakarta Barat .

Ketua Umum Forum Komunikasi Kristiani Jakarta (FKKJ), Theophilus Bela, mewanti-wanti hal tersebut lewat siaran pers yang dikirimkannya beberapa saat lalu (Jumat siang, 18/1) ke media massa.

Nama-nama gereja tersebut adalah, pertama, Gereja Katolik Paroki Damai Kristus, (biasa juga disebut Paroki Kampung Duri), di Jalan Duri Selatan V/29 Rt 0015/05, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Sekelompok massa mengancam untuk menyerang gereja sebagai penentangan atas kehadiran bangunan gereja, setelah shalat Jumat siang ini.
    
Kedua, Gereja HKBP Setu, yang beralamat di Jalan MT Haryono, Gang Wiryo Rt 05/02 Desa Taman Sari, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi dengan pimpinan jemaat Pdt. Advent Nababan. Gereja ini mendapat info bahwa saat Kebaktian Hari Minggu mendatang (20/1) pukul 10.00 pagi akan diganggu oleh massa pimpinan tokoh-tokoh sejumlah organisasi yang mengatasnamakan agama.

Selain itu, dua gereja HKBP di Bekasi mendapat ancaman akan diganggu hari Minggu pagi saat Kebaktian Hari Minggu. Informasi tersebut, kata Theophilus, diberitakan oleh tabloid "radikal" yang beredar terbatas.

Dua gereja itu yakni, pertama, Gereja HKBP Filadelfia, Jejalen Jaya, Tambun, pimpinan Pdt. Palti Panjaitan, yang kasusnya sudah berlarut-larut dan diketahui oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Secara rutin, jemaat gereja ini bersama jemaat GKI Yasmin menggelar Kebaktian Hari Minggu di depan Istana Presiden.

Dan, Gereja HKBP Mangseng yang dipimpin Pdt. Sitorus, beralamat di Rt 03 Rw 24, Kaliabang Tengah, Kota Bekasi Utara. Gereja ini sudah disegel bulan Februari tahun 2012 yang lalu dan terpaksa menggelar kebaktian Minggu pagi di depan gereja.

"Pihak polisi dan aparat keamanan terkait sudah kami mohonkan bantuan untuk menjaga gereja-gereja diatas," ungkap Theophilus Bela, yang juga Pengurus Asian Conference of Religions for Peace, Seoul, Korea Selatan. [ald]
 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA