"Kami sekeluarga tidak menyangka kalau ibu kami harus meninggal dengan cara seperti ini," ujar Mery, putri ketiga korban, saat ditemui di RS Pelamonia Makassar (Minggu, 6/1).
Ia mengatakan, korban sempat dirawat di RS Pelamonia Makassar yang berdekatan dengan lapangan Karebosi, namun nyawanya tidak tertolong. Diungkapkannya, dirinya bersama saudara yang lain sebelumnya sudah melarang ibunya untuk ikut kampanye, mengingat kondisinya yang sudah renta.
Larangan dari anak korban itu membuahkan hasil, setelah baju kampanye korban disembunyikan. Namun, tetangga korban yang menjadi koordinator di RT setempat, yakni Ibu Hery, terus mengajaknya tanpa henti, sehingga hatinya luluh dan mengikuti ajakan tersebut. Dari rumah, mereka berangkat ke arena kampanye menumpang angkot.
"Kami semua anaknya tidak ada yang sepakat dan mengizinkan ibu pergi kampanye, karena beliau sering mengalami pusing-pusing, tetapi tetap saja diajak sama ibu Heri," katanya.
Meskipun ibunya meninggal dunia dengan cara seperti itu, namun pihak keluarganya semua mengaku ikhlas, karena niatnya mengikuti kampanye sudah terlaksana.
"Saya akan berterima kasih sekali jika tim pemenangan pak Syahrul datang untuk melayat, sebagai bentuk perhatian terhadap keluarga kami," ujar Mery.
[ant/ysa]
BERITA TERKAIT: