"Sesudah acara doa, wartawan mewawancarai saya. Makin pening dia, biasalah ada beberapa badut menjerit-jerit. Kita tertawa saja," ucapnya saat diwawancara
live oleh
Metro TV, di arena acara, Sentul, Jumat petang (14/12).
Dia tahu ada kader-kader yang alergi kepadanya karena dia terus menyerukan petinggi partai yang korup harus berhenti sementara. Ruhut sendiri sudah dipecat dari kepengurusan partai oleh DPP Demokrat.
"Itu yang aku bilang, mereka merasa kok bukan tokoh yang mereka sanjung itu yang diwancara wartawan," ucapnya.
Siapakah tokoh yang dimaksudnya? "Yang sering dibilang Nazaruddin (mantan Bendum Demokrat) itulah. Si A itu otak ini semua," jawabnya.
Dia kembali menyerukan kepada Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum agar mundur sementara dari jabatannya di partai. Bukan karena Anas pasti bersalah dalam kasus korupsi, tapi semata karena Anas adalah tokoh Demokrat yang melekat dengan citra partai.
"Anas Urbaningrum itu Ketum kami. Saya tegas katakan, apapun itu kita hargai proses hukum. Tapi karena dia ketua umum dan
public figure, ada yang namanya rasa percaya rakyat, apalagi kami t
he ruling party," urainya.
Dia menunjuk orang-orang yang coba menyingkirkannya dari partai sebagai "anak-anak kos" yang tidak pernah membesarkan partai dari awal.
"Yang aneh-aneh ini kan anak kos semua. Pak SBY mendirikan partai ini karena satu, rakyat miskin karena koruptor," tegasnya.
"Anas lebih baik legowo mundur sementara sehingga ketika dia jadi tersangka dia bukan lagi mundur sementara, tapi dimundurkan. Ini soal budaya malu," tandasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: