Demikian salah satu butir penting dari pernyataan yang disampaikan Ketua Umum Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Muliawan Margadana dalam Musda dan Pelantikan Korda ISKA Jogjakarta, Minggu siang (8/12).
Pernyataan Muliawan ini juga dikaitkan dengan keputusan Partai Golkar mencalonkan kader mudanya, Meli Laka Lena (36) sebagai calon wakil gubernur Nusa Tenggara Timur. ISKA memandang Melki sebagai salah seorang wakil generasi muda Indonesia yang saat ini merupakan 70 persen dari 240 juta penduduk Indonesia.
“Bangsa Roma yang merupakan guru politik dunia mengatakan
rapiamus occasionem de die, atau marilah kita tangkap kesempatan itu selagi masih ada hari. Peribahasa ini untuk menjelaskan bahwa perubahan akan terjadi pada suatu hari dan kesempatan untuk berubah harus dilakukan selagi situasi dan kondisi mendukung," katanya dalam keterangan yang diterima redaksi.
"Jika kesempatan itu tidak digunakan, sejarah itu sendiri yang akan menuliskan tentang dirinya sendiri dan regenerasi akan terjadi melalui pertentangan tua-muda, senior-junior,†sambung Muliawan.
Pemimpin nasional dan lokal dari kalangan pemuda, sebutnya, akan menghadapi sejumlah tantangan penting yang pada hakekatnya berasal dari perubahan situasi dan kondisi sosial, budaya serta politik yang ditinggalkan generasi sebelumnya.
Ada empat tantangan yang dihadapi yakni primordialisme yang mengancam persatuan NKRI, pemerintahan yang bersih, kerja nyata dengan melibatkan masyarakat serta kedaulatan ekonomi.
“Seleksi para calon pemimpin akhirnya akan bermuara pada siapakah wajah baru yang memiliki integritas, komitmen, tidak terkontaminasi politik uang dan korupsi, dan sikap tegas membawa Indonesia ke tujuan semula," katanya lagi.
[guh]
BERITA TERKAIT: