Jika itu terjadi, maka hal ini adalah malapetaka terbesar bagi negara. Pasalnya, dengan 120 juta pelanggan dan market share mencapai 43 persen, Telkomsel adalah perusahaan yang menjadi penyumbang terbesar kedua bagi negara setelah Pertamina.
Hari ini, kelompok demonstran yang menamakan diri Persatuan Mahasiswa Indonesia, mendatangi kantor pusat Telkomsel dan Istana Negara, sejak pukul 11.00 WIB tadi. Mereka mendesak Presiden memerintahkan Meneg BUMN untuk memecat Dirut Telkomsel, Alex J. Sinaga, karena tidak becus dalam mengelola perusahaan dan diduga terlibat dalam kasus proyek Mobil Penyedia Layanan Internet Kecamatan (MPLIK).
Mereka juga mendorong pemecatan terhadap Dirut Telkom, Arief Yahya, karena diduga bertanggungjawab atas hilangnya dana Rp 30 miliar dalam proyek MLPIK. Demonstran menganggap, ada kepentingan politik yang harus dibongkar di Telkom dan Telkomsel.
Tuntutan mereka berdasar fakta bahwa Alex yang baru menjabat kurang dari enam bulan, sudah melakukan kesalahan fatal sehingga Telkomsel diputus pailit.
"Ini menunjukkan lemahnya kepemimpinan dan tidak becusnya Direksi dalam menjalankan perusahaan secara profesional," tegas Persatuan Mahasiswa Indonesia yang rilisnya diterima siang ini (Kamis, 8/11).
Dijelaskan pula dalam keterangan pers itu, pada tahun 2010, PT. Telkom memenangkan proyek MPLIK. Program tersebut menelan biaya (dana APBN) Rp 520 milliar. Sampai hari ini program tersebut masih kacau balau, dan dalam proyek itu diduga dana hilang sebesar Rp 30 miliar (kala itu program masih dikelola oleh Arief Yahya, Dirut Telkom sekarang).
Kronologis singkatnya, proyek tersebut dimenangkan oleh PT. Geosys. Namun pada pelaksanaannya, proyek tersebut dikerjakan oleh PT. Metra yang saat itu sebagai Dirutnya adalah Alex J. Sinaga (Dirut Telkomsel sekarang).
[ald]
BERITA TERKAIT: