Lost Generation, Indonesia Kekurangan Pemimpin

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/zulham-effendi-5'>ZULHAM EFFENDI</a>
OLEH: ZULHAM EFFENDI
  • Jumat, 26 Oktober 2012, 22:02 WIB
<i>Lost Generation</i>, Indonesia Kekurangan Pemimpin
zulham effendi/ist
67 tahun Bangsa Indonesia telah merdeka dari penjajahan, tapi posisi Indonesia di kancah dunia dan asia semakin melemah. Yang menjadi kekuatan Indonesia hanyalah jumlah penduduk yang banyak sehingga Indonesia terus dijadikan wilayah/target pasar bangsa lain.  Itupun tidak bisa dimanfaatkan untuk menaikkan daya tawar bangsa karena sumber daya manusia yang banyak tidak terkelola dengan baik.

Indonesia nyaris tidak terdengar di luar negeri. Istilah Indonesia pun banyak macam di luar negeri. Mulai dari Indon (di Malaysia), Ini (di Taiwan) dll. Indonesia tidak dikenal dengan nama Indonesia kecuali di bidang korupsi, teroris dan tenaga kerja khususnya pembantu rumah tangga.

Bukan maksud mengecilkan peran Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri, akan tetapi posisi Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri selalu termasuk kelas terakhir dari semua tenaga kerja yang berasal dari Asia Tenggara. Ironisnya lagi ketika berbicara tentang tokoh Indonesia, orang di luar negeri hanya kenal Sukarno.

Bangsa ini sebenarnya banyak tokoh, tapi tidak muncul karena tidak ada kesempatan yang diberikan. Lihat sekarang di jajaran legislatif dan eksekutif pemerintahan Indonesia, walaupun sudah 14 tahun reformasi tidak banyak tokoh muda yang muncul. Adapun yang muncul, langsung di babat dan disuruh tiarap.

Ada organisasi pemuda, akan tetap selalu dilemahkan dengan propaganda klasik yang akhirnya membuat pemuda terpecah-pecah. Padahal kekuatan bangsa Indonesia sekarang berada pada generasi penerusnya terutama pemudanya. Maju tidaknya, ada dan bubarnya bangsa Indonesia ini ditentukan oleh generasi penerusnya.

Oleh sebab itu,  ini harus menjadi perhatian dan kesadaran seluruh stake holder bangsa Indonesia. Pemerintah harus lebih bijaksana dan arif untuk terus memberdayakan pemuda Indonesia yang di dalam negeri maupun di luar negeri.

Pemerintah Indonesia berhasil meletakkan keterwakilan perempuan disemua dimensi pemerintahan baik legislatif dan eksekutif. Tapi melupakan keterwakilan pemuda di pemerintahan. Idealnya dalam pemerintahan Indonesia ada keterwakilan pemuda 50 persen sebagai bagian kaderisasi.

Bisa dikatakan bahwa Bangsa Indonesia sedang mengalami lost generation. Tokoh yang muncul masih berkutat pada tokoh-tokoh lama.

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) se-Dunia merasa perlu mendorong agar kedepan keterwakilan pemuda di legislatif dan eksekutif mencapai 50 persen. Regenerasi harus terus dilakukan demi kemajuan bangsa Indonesia. Kalau perlu yang jadi Presiden atau Wakil Presiden adalah pemuda Indonesia. Sekarang PPI Se-Dunia siap memasok calon-calon pemimpin (iron stock) untuk bangsa Indonesia. PPI Untuk Indonesia, Sinergi Untuk Indonesia Bagus. [***]
 
Penulis adalah Kordinator Presidium PPI Se-Dunia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA