Berbaju hitam dengan motif garis merah, putri proklamator Bung Karno itu menyampaikan pidato dengan berapi-api.
"Rakernas kedua ini forum politik untuk konsolidasi, memeriksa tingkat kesiapan kita, menyelesaikan persoalan politik yang masih tersisa di tubuh partai dan seluruh agenda partai terkait erat dengan agenda 2014," ucap Mega di awal pidatonya.
Menurutnya, PDIP harus memiliki gambaran utuh soal teknis politis terkait Pemilu 2014. Harus memiliki alat ukur melihat kembali keseluruhan strategi, metode teknis kampanye dan aturan main dalam sistem pemilu yang akan datang.
Hal itu, menurut Mega, amat penting berdasar sistem liberal dan individualis sekarang, yang memiliki watak berbeda dengan sistem sebelumnya yang meletakkan parpol dalam konteks demokrasi Pancasila.
Mega melanjutkan, setiap perjuangan politik apakah lewat pemilu atau revolusi punya hukum masing-masing. Namun, dia tegaskan bahwa prolamator bangsa, Ir Soekarno, menekankan hukum persatuan sebagai hukum sederhana.
Sebagai contoh, sebut dia, adalah adagium 'bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh'. Tapi, menurut Mega, sistem persatuan itu yang paling sulit ditaati dan paling banyak dilanggar termasuk PDIP sendiri, inilah ironinya.
"Tanpa persatuan, kemenangan akan tertahan sebagai sebuah mimpi. Kita selalu punya alasan untuk beritikai dan melukai satu sama lain tiap kader partai. Begitu mulai tidak solid berarti setengah kekalahan sudah di tangan kita," lanjut dia.
[ald]
BERITA TERKAIT: