"Selama delapan tahun SBY memimpin negeri ini hanya memindahkan berkas-berkas saja. SBY bukan menindak lanjuti melalui Kejaksaan namun menyerahkan ke Menkoplhulum. Ini politis belaka," kata Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar, di kantor Kontras, Jalan Borobudur, Jakarta (Minggu, 23/9)
Haris pun menyimpulkan bahwa SBY tidak ingin kehilangan kekuatan dari TNI dan polisi. Hal ini bisa dilihat dari lambannya penanganan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) seperti peristiwa Semanggi I, II, Trisakti, pembunuhan aktivis HAM Munir, kasus Tanjung Priok dan tragedi 65.
"SBY itu cari aman saja, dan tidak mau dimusihi orang," ungkap Haris.
Apalagi, kata Haris, popularitas SBY sekarang semakin menurun, sehingga SBY tidak mau mengambil resiko untuk dimusuhi oleh TNI maupun polisi.
"Tidak mau ambil resiko lah, dulu kan Gus Dur turun karena dimusuhi sama TNI. Padahal Gus Dur disukai masyarakat," bebernya.
[ysa]
BERITA TERKAIT: