"Sejak awal kami dituduh melakukan kecurangan-kecurangan. Isu itu dikembangkan dengan massif dan seolah menjadi kebenaran. Tapi saya yakin masyarakat Jakarta yang cerdas mampu membedakan mana yang fitnah dan mana yang benar karena kebenaran itu adalah satu keniscayaan," ujar Nachrowi kepada wartawan dalam siaran persnya, Kamis (6/9).
Menurut dia, isu kegagalan Fauzi Bowo sebagai gubernur, isu SARA, pemberian mahar kepada partai-partai pendukung, atau dugaan kebakaran yang disengaja, sudah pasti disadari warga Jakarta sebagai omong kosong.
"Kita hanya bisa menjawab isu dengan fakta dan saya yakin masyarakat akan melihat itu. Lihat saja dan bandingkan keberhasilan Fauzi Bowo dengan lainnya, apakah semua tudingan itu benar," tegasnya.
Dia menambahkan, kalau semua tudingan itu benar, tentu Jakarta akan menjadi kota yang tidak bersahabat untuk semua. Kalau Jakarta tidak bersahabat, tidak mungkin Jakarta menjadi tempat tumpuan hidup jutaan orang. Jakarta, menurutnya, ibarat gula dan masyarakat yang hidup di Jakarta ibarat semut. Tidak salah kalau semut mencari gula, karena itu berarti kehidupan berjalan.
"Dengan kondisi ini, membuat Jakarta harus menjadi tempat orang mencari kehidupan yang lebih baik. Coba saja lihat setiap orang yang tidak memiliki pekerjaan di daerah datang ke kota-kota besar, utamanya Jakarta. Jakarta harus menampung masalah yang daerah lain tidak sanggup menanganinya," terangnya.
Berbagai permasalahan seperti banjir, kemacetan, kebersihan dan lain-lain, sangat terkait dengan Jakarta yang menjadi magnet bagi setiap orang.
"Tapi kenyataannya Jakarta memberikan kehidupan yang lebih baik untuk siapapun yang tinggal di Jakarta tanpa membedakan darimana asal, suku dan agamanya," tegas pria bernama keren Nara ini.
[ald]
BERITA TERKAIT: