Para ustadh dan penceramah kita sering mendefinisikan ridha sebagai suatu sikap rela untuk menerima sesuatu dengan tulus dan lapang dada. Dalam kacamata agama, ada dua jenis ridha, yaitu ridha manusia terhadap Allah dan ridha Allah terhadap manusia. Hal ini tercermin dalam firman Allah dalam surat Al-Bayyinah ayat 8 yang berbunyi, "Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.â€
Ada korelasi simbiosis di antara kedua jenis ridha ini. Untuk mendapatkan ridha ilahi, seseorang dituntut terlebih dahulu menunjukkan keridhaannya kepada Allah sebagai Tuhan sekalian alam. Orang yang ridha kepada Allah adalah orang yang secara tulus dan ikhlas melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Selain itu, ia juga dengan tulus menerima segala ketentuan dan taqdir Allah yang ditetapkan kepadanya. Bila taqdir Allah berbentuk kenikmatan hidup, maka wujud keridhaannya dimanifestasikan dalam bentuk syukur. Sebaliknya bila taqdir Allah berbentuk cobaan hidup, maka wujud keridhaannya dimanifestasikan dalam bentuk kesabaran.
Ridha kepada Allah ini adalah modal utama untuk meraih ridha ilahi. Allah dengan segala keagungan-Nya diyakini akan membalas keridhaan manusia ini dalam bentuk curahan nikmat dan kasih sayang. Orang-orang yang diridhai akan dilindungi agar tetap teguh dalam iman dan keislaman.
Ridha tidak sama dengan pasrah. Pasrah lebih cenderung bersifat passif. Pasrah terhadap sesuatu berarti menerima semua hal tanpa ada usaha sedikitpun untuk merubahnya. Orang-orang pasrah adalah orang-orang yang berputus asa. Sementara, sifat putus asa adalah suatu sikap yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Karena itu, untuk mendapatkan ridha Allah perlu kerja keras secara aktif. Ridha Allah diyakini akan turun secara perlahan sejalan dengan ikhtiar dan upaya yang dilakukan oleh manusia. Semakin banyak ikhtiar yang dilakukan, semakin cepat pula ridha Allah akan diperoleh.
Ibadah puasa Ramadan adalah salah satu bentuk ikhtiar yang dapat dilakukan dalam rangka meraih ridha ilahi. Orang yang berpuasa dengan penuh keimanan dan keikhlasan niscaya akan dibalas oleh Allah dengan balasan kebaikan yang berlipat ganda. Dan pada akhirnya, orang-orang yang mendapat balasan kebaikan inilah yang akan mendapatkan ridha dari Allah SWT. Wallahua'lam.
Penulis adalah Menko Perekonomian Indonesia dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN)
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.