Rizal Ramli Menapaki Jalan Terjal yang Telah Dilalui Presiden Lula

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Kamis, 02 Agustus 2012, 12:48 WIB
Rizal Ramli Menapaki Jalan Terjal yang Telah Dilalui Presiden Lula
rizal ramli/ist
rmol news logo Awalnya Luiz Inacio Lula da Silva bukanlah siapa-siapa. Ia tidak populer. Ia nobody. Bukan saja tidak punya jaringan media termasuk televisi, bahkan Lula tidak mampu membayar tayangan iklan, dan sama sekali tidak didukung media maupun kaum konglomerat Brazil yang menguasai media.

Tetapi pada akhirnya sejarah mencatat Lula dapat memenangkan pemilihan presiden Brazil di tahun 2002. Rakyat yang puas dengan pengabdian Lula kembali memilihnya pada pemilihan tahun 2006. Lula mengakhiri kekuasaan di penghujung tahun 2010. Legacy utama yang ditinggalkan Lula tampak jelas di depan mata dunia: Brasil naik kelas dari salah satu negara miskin menjadi negara kaya di dunia.

Kisah tentang Lula, kerja keras yang dilakukannya dalam menghadapi kaum oligarki dan konglomerat di negerinya serta keberhasilannya memimpin Brasil mewarnai acara berbuka puasa di kediaman tokoh oposisi DR. Rizal Ramli, Selasa kemarin (31/7). Rizal Ramli yang mantan Menko Perekonomian itu tidak menutup-nutupi kekagumannya pada sosok Lula. Lebih dari itu, Lula tampaknya menginspirasi Rizal Ramli yang tengah menapaki jalan terjal, seterjal yang pernah dilalui Lula.

Seperti Lula, Rizal Ramli yang lahir di Padang, Sumatera Barat, dan besar di Bogor, Jawa Barat, itu juga tumbuh di lingkungan marginal. Sedari kecil ia sudah yatim piatu dan terpaksa hidup mandiri untuk mencapai semua yang dicita-citakannya. Kiprah Rizal Ramli membela rakyat telah dimulainya sejak menjadi mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB). Karena keberaniannya mengkritik pemerintah, ia sempat mendekam di penjara Sukamiskin Bandung. Selesai menjalani masa hukuman yang dijatuhkan rezim Orde Baru, Rizal Ramli melanjutkan pendidikannya ke University of Boston hingga meraih gelar doktor, PhD bidang ekonomi.

Saat mendampingi Abdurrahman Wahid baik sebagai Kepala Bulog, Menko Perekonomian maupun Menteri Keuangan, Rizal Ramli tak segan mengambil kebijakan berani untuk memecah kebuntuan dan menyelamatkan perekonomian nasional. Jejak yang ditinggalkannya itu masih kuat terekam dalam memori kawan maupun lawannya.

Rizal Ramli menyadari dirinya sekarang tidak begitu populer dibandingkan tokoh-tokoh lain yang berada di pusat kekuasaan dan memiliki kemampuan untuk mengiklankan diri. Karena kondisi-kondisi itulah, ia kini rajin merajut dukungan dari berbagai kelompok, buruh perkotaan, serikat pekerja, petani, nelayan juga lurah dan kepala desa serta mahasiswa dan kaum intelektual yang perduli di seluruh Indonesia.

Lula awalnya pun hanya memiliki dukungan dari kaum buruh. Menjelang pemilihan umum Lula menginjeksi dukungan itu ke sebuah partai politik kecil. Manuvernya ini membuat partai politik kecil itu mendadak memiliki kekuatan yang tak terbayangkan sebelumnya.

Bila dioptimalkan, Rizal Ramli yakin dukungan yang dimilikinya dari berbagai kelompok itu dapat membuahkan 10 persen suara.

Di hadapan tamu yang memenuhi halaman belakang rumahnya di Jalan Bangka IX, kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa petang itu, Rizak Ramli mengurai keberhasilan Lula yang berkuasa selama delapan tahun di Brazil.

Dengan dua periode kekuasaan di tangannya, Lula Da Silva telah memantapkan posisi Brazil sebagai kekuatan ekonomi yang patut diperhitungkan di dunia. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan negara itu akan menjadi satu dari lima negara terkuat pada 2020.

Susilo Bambang Yudhoyono yang kini berkuasa dan siapapun yang ingin berkuasa di Indonesia, kata Rizal Ramli, ada baiknya belajar dari keberhasilan Lula da Silva dalam membangun pertanian dan perekonomian rakyat. Bagi Lula, ukuran keberhasilan di bidang ekonomi tidak hanya dilihat dari tolak ukur pasar modal dan sektor keuangan lainnya. Yang jauh lebih menentukan adalah, apakah pemerintah berhasil menyediakan lapangan pekerjaan dalam jumlah yang cukup, mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

Pertumbuhan pesat ekonomi Brasil selama lima tahun belakangan ditopang oleh ekspor berbagai komoditas, diplomasi apik, dan kharisma Lula yang ditunjukkan di berbagai pertemuan tingkat internasional. Selama berkuasa, Lula tidak segan-segan mengunjungi negara-negara yang belum pernah dikunjungi pemimpin Brazil sejak abad ke-19. Tujuan dari diplomasi aktif Lula adalah mencari kesempatan bisnis. Tidak seperti negara-negara berkembang pesat lain yang tergabung dalam BRIC (Brazil, Rusia, India, dan China), Brazil tidak terpengaruh oleh isu keamanan yang kerap kali menakutkan.

Ketika mengawali kekuasaanya di tahun 2002, kalangan ekonom mainstream memprediksi Brazil memasuki abad yang semakin gelap. Sementara lawan-lawan politik Lula di dalam negeri menyoroti pendidikan Lula yang rendah serta kemampuan bahasa Inggrisnya yang minim. Hal ini, menurut mereka, akan menjadi faktor penghambat Brazil dalam pergaulan internasional. Bahkan ada yang memperkirakan Brazil akan mengikuti jejak tetangganya, Argentina, terperosok ke juran krisis ekonomi berkepanjangan.

Tetapi yang terjadi adalah hal yang sebaliknya. Di tahun 2006, Brazil membayar lunas utangnya pada IMF lebih awal dari tenggat yang ada. Bahkan Brazil siap memberikan pinjaman sebesar 10 miliar dolar AS untuk badan keuangan internasional itu.

Lula juga berperan sebagai ujung tombak bagi negara-negara berkembang yang mendesak negara-negara kaya menghapus subsidi pertanian. Ia juga yang aktif menekan blok negara-negara maju dalam perundingan perubahan iklim. Peran Lula juga dominan dalam penanggulangan krisis keuangan global.

Lula mampu menjaga popularitasnya tetap tinggi dengan rajin mengunjungi permukiman-permukiman kumuh, membuka proyek-proyek publik, dan siaran di radio sekali dalam sepekan. Kharisma dan kemampuannya memobilisasi kaum miskin begitu luar biasa.

Begitulah Lula yang kini dikenang rakyat Brazil sebagai penyelamat negara.

Bagaimana dengan Rizal Ramli? Apakah ia akan berhasil mengikuti jejak Lula membangun kekuatan politik dari kaum marginal?

Sejarah yang akan menjawab pertanyaan ini. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA