"Kalau ada pejabat katakan itu ulah spekulan, saya setuju. Tapi saya tidak setuju kalau pejabat bilang ini ulah pedagang pasar tradisononal. Yang suka berulah itu yang punya gudang besar dan modal banyak," kata Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ngadiran, dalam diskusi bertajuk "Lagu Lama Harga Sembako" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/7).
Menurut Ngadiran, pangan harus jadi perhatian semua pihak. Dia mengandaikan, negara yang sedang berperang akan langsung bertekuk lutut jika lumbung pangannya diserang musuh. Pemerintah Indonesia, lanjut dia, belum pernah berpikir soal pentingnya menjaga ketahanan pangan secara komprehensif.
Secara khusus, dia meminta pemerintah mengembalikan lagi Bulog pada peran mengendalikan harga bahan-bahan kebutuhan pokok, bukan cuma beras. Dia juga memprotes pemerintah yang tak pernah mau peduli dengan nasib pedagang kecil di pasar. Malah, pedangang pasar tradisional dipaksa bertarung langsung dengan pedagang besar.
"Kalau ada pejabat yang katakan kita sudah lepas dari kendali IMF, tapi kami melihat ekonomi kita tetap di alur liberalisme. Kalau kita ber-Pancasila, harusnya ekonomi kita kerakyatan," ujarnya.
Kembali ke harga pangan, dia menilai pemerintah melakukan kesalahan fatal ketika sangat mengandalkan impor pangan. Padahal, untuk menjaga sektor tersebut, yang terpenting bukanlah pasokan dan permintaan.
"Tapi, akar masalahanya adalah produksi. Bisakah kita swasembada baik pangan pokok maupun pangan tambahan?" gugat dia.
"Dan juga infrastruktur. Persoalan itu harus dilihat juga karena berkaitan dengan distribusi. Sering saya jadikan contoh, di satu provinsi jalan di gunung-gunung bisa bagus tapi di provinsi lain kok hancur? Macet di pelabuhan-pelabuhan itu juga jadi masalah," ungkapnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: