Menteri Kongkalikong, Kenapa SBY Baru Tahu dan Cuma Curhat?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Sabtu, 21 Juli 2012, 11:35 WIB
Menteri Kongkalikong, Kenapa SBY Baru Tahu dan Cuma Curhat?
martin hutabarat/ist
RMOL. Sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memang sering mengherankan rakyat. Terakhir, selain "mempersilakan" menteri yang terlalu sibuk berpolitik keluar dari kabinet, dia juga kesal dengan praktik kongkalikong atau penyelewengan anggaran antara menteri dengan DPR. Sindiran disampaikan Presiden ketika membuka Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (19/7).

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Gerindra, Martin Hutabarat, mengaku heran mengapa baru sekarang ini SBY mengeluarkan sikap terkait kabar kongkalikong eksekutif dan legislatif dalam soal anggaran.

"Kita mengapresiasi keterbukaan SBY menyampaikan secara terbuka bahwa Beliau tahu adanya kongkalikong antara anak buahnya di eksekutif dengan anggota legislatif. Tapi anehnya, kok Beliau kenapa baru sekarang tahunya," ungkap petinggi Dewan Pembina Gerindra itu, Sabtu (21/7).

Bisa dikatakan, Menteri Keuangan, BIN, Kepolisian, Kejaksaan, staf terdekatnya, dan para pengurus Partai Demokrat sebagai partai terbesar tidak pernah melaporkan selama ini.

"Lalu apa kerja mereka? Apa yang dilaporkannya ke Presiden selama ini? SBY kan sudah Presiden hampir delapan tahun. Ini aneh. Rakyat sudah merasakan ini sejak lama, terutama dari maraknya kasus korupsi yang melibatkan anggota DPR dan pejabat negara sebagaimana diberitakan pers," ujar Martin.

Martin pun mengetahui, kongkalikong tidak jarang bahkan melibatkan BUMN seperti PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya. Karena itu rakyat berharap SBY tidak hanya sekedar curhat dan mengeluh. Tapi harus segera bertindak tegas.

"Sisa masa jabatan Presiden tinggal dua tahun lagi, cukup untuk memperbaiki keadaan. Posisi SBY sebagai Presiden, kepala pemerintahan dan Ketua Dewan Pembina Demokrat, partai politik terbesar, sangat memungkinkan dia melakukan itu. Hanya perlu keberanian dan tindakan tegas," tandasnya. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA