GMNI Cianjur Tak Terima Dinamika Rakornas Berujung Pengeroyokan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Jumat, 20 Juli 2012, 23:48 WIB
rmol news logo Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cianjur tidak menerima bila dinamika forum yang muncul dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) GMNI di Palembang, Sumatera Selatan, berakhir dengan eksekusi pengeroyokan.

Begitu pernyataan sikap yang disampaikan Ketua DPC GMNI Cianjur, Billy Rahmadana. SP, melalui sambungan telepon sesaat tadi (Jumat malam, 20/7).

"GMNI organisasi kader intelektual, bukan organisasi preman. Perbedaan pendapat dilindungi UUD 45," tegas dia.

Billy tak terima kenapa dirinya dikejar-kejar hingga dipukuli oleh panitia lokal Rakornas. Pemukalan terjadi saat dirinya berada di luar rapat Komisi Politik yang sedang membahas ulang tentang keputusan penolakan empat pilar kebangsaan yang di sosialisasikan Taufik Kiemas dan pimpinan MPR lainnya.

"Saya sedang di luar, sedang mempersiapkan strategi aksi dengan tuan rumah. Tapi tiba-tiba Panlok mengejar-ngejar saya. Mereka main pukul tanpa tahu sebab dan permasalahannya," jelasnya.

"Atas intruksi dari siapa saya tidak tahu," sambung dia.

Billy menyayangkan betul sikap presidium. "Harusnya presidium bisa melindungi dan mengayomi kadernya."

Ia juga menyayangkan pernyataan Ketua Presidium GMNI Twedy Noviadi yang menyebut aksi pemukulan itu terjadi karena sikapnya yang tidak sopan sebagai peserta Rakornas.

"Sikap kurang sopan yang mana? Saya menghargai tuan rumah. Kalau saya disebut biang kericuhan, di sebelah mananya?" keluh dia. [dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA