Intelektual Muda NU: Sesekali Cari Pemimpin Non-Muslim

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/muhammad-q-rusydan-1'>MUHAMMAD Q RUSYDAN</a>
LAPORAN: MUHAMMAD Q RUSYDAN
  • Selasa, 17 Juli 2012, 20:39 WIB
Intelektual Muda NU: Sesekali Cari Pemimpin Non-Muslim
ilustrasi/ist
RMOL. Konsekuensi dari demokrasi adalah kesetaraan bagi semua warga negara. Di negara demokrasi, siapapun bisa dipilih dan menjadi pemimpin.

Demikian disampaikan pengamat politik Timur Tengah, Zuhairi Misrawi, dalam diskusi di Rumah Perubahan 2.0, kompleks pertokoan Duta Marlin di kawasan Harmoni, Jakarta, Selasa siang (17/7).

"Kita harus coba sekali-kali cari pemimpin dari yang non-muslim. Kita harus beri kesempatan sebagai konsekuensi dari demokrasi," kata Zuhairi, yang juga intelektual muda NU.

Bila kran demokrasi juga dibuka secara tranparan, Zuhairi yakin akan membuka peluang bagi munculnya para pemimpin alternatif. Tentu saja, dalam dunia demokrasi, publik juga harus menghukum dan memberi reward kepada pemimpin yang telah diberi amanah.

"Dan ketika rakyat menentukan pilihannya tanpa dimanipulasi oleh uang, iklan dan lain-lain, adalah hal baik dalam demokrasi," demikian Zuhairi. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA