Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya kantor Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB) dapat menarik nafas lega. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) telah membentuk sebuah tim nasional untuk melanjutkan penelitian situs megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan di situs tersebut akan memiliki skala yang lebih besar dan signifikan.
"Alhamdulillah, akhirnya Puslit Arkenas sudah memutuskan untuk membentuk tim nasional untuk  riset Gunung Padang," tulis SKP BSB Andi Arief dalam pesan yang disebarkannya via jejaring sosial media Rabu malam (4/7).
Tim nasional itu, sebut Andi Arief lagi, dipimpin arkeolog senior dari Universitas Indonesia Munardjito.
Tahun lalu, kantor SKP BSB membentuk Tim Bencana Katastropik Purba yang menyelidiki pola bencana di masa lalu yang terus berulang hingga ke masa kini. Mempelajari pola bencana ini dilakukan untuk memetakan potensi bencana di tanah air dalam rangka mitigasi atau mengurangi kerusakan dan korban akibat bencana.
Salah satu lokasi yang diteliti Tim Bencana Kastastropik Purba adalah Gunung Padang yang tidak begitu jauh dari patahan Cimandiri. Peralatan geolistrik yang digunakan Tim Bencana Katastropik Purba merekam anomali geologi di bawah situs megalitikum Gunung Padang.
Anomali itulah yang kemudian melahirkan dugaan bahwa di bawah situs tersebut ada bangunan yang tertimbun. Juga dibayangkan, bila situs megalitikum Gunung Padang berusia ribuan tahun maka dapat diperkirakan bahwa bangunan yang tertimbun itu, bila ada, berusia jauh lebih tua dari bebatuan yang tersebar di permukaannya.
Bulan Februari lalu, kantor SKP BSB menyerahkan hasil penelitian di Gunung Padang kepada tiga kementerian, yakni Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Riset dan Teknologi, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Sambil menunggu tim baru yang dibentuk kementerian, kantor SKP BSB menginisiasi sebuah tim independen yang terdiri dari dua kamar, arkeologi dan geologi, untuk melanjutkan penelitian di Gunung Padang. Beberapa waktu lalu, tim independen ini melakukan eskavasi terbatas pada sisi timur situs megalitikum Gunung Padang.
Hasilnya, dugaan mengenai bangunan yang tertimbun di bawah situs megalitikum Gunung Padang semakin kuat. Tim ini juga telah merilis sketsa rekaan bentuk bangunan tersebut. Sepintas, bangunan itu memiliki kemiripan dengan beberapa piramida kuno di kawasan Amerika Latin.
Piramida Gunung Padang ini diperkirakan memiliki 100 undakan dan terbentang di kawasan seluar 25 hektar. Jauh lebih luas dari kawasan Candi Borobudur di Jawa Tengah yang hanya 1,5 hektar.
"Mudah-mudahan ini awal yang baik. Tim terpadu riset independen menyambut baik inisiatif Puslit Arkenas dan siap bekerja sama," ujar Andi Arief lagi menyambut pembentukan tim nasional untuk meneliti Gunung Padang itu.
Dia menambahkan bahwa tim independen yang telah terbentuk tidak akan dibubarkan. Tim itu diharapkan melakukan riset lanjutan di berbagai tempat yang juga diduga memiliki fenomena serupa dan memiliki kaitan dengan kejadian bencana di masa lalu seperti Gunung Sadahurip di Garut, Bukit Dago Pakar, Trowulan di Jawa Timur, dan Batu Jaya di Bekasi, Jawa Barat. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: