Polemik paling anyar dari sayap Ormas Nasional Demokrat ini adalah seputar dana pencalonan legislatif. Partai Nasdem secara terbuka mengaku telah menyiapkan kas triliunan rupiah bagi para calon anggota legislatifnya. Di Pemilu Legislatif 2014, Nasdem akan mendorong sekitar 300 caleg. Setiap caleg akan dimodali Rp 5-10 miliar.
Cibiran, kritik pedas, dan tidak jarang malah pujian, menyambut strategi yang diumbar. Di tengah depresi rakyat yang lelah dengan arena politik kotor, Nasdem berani menerima risiko dicap melegalisasi praktik politik uang yang selama ini masih "sedikit malu-malu".
Meski partai berslogan "Gerakan Perubahan" itu dimotori para pemilik korporasi media massa yang merajalela, kecurigaan banyak pihak akan sumber uang yang mengalir dari praktik nakal perpajakan atau korupsi, tidak terbantahkan.
Kebetulan atau bukan, bermula dari aksi tangkap tangan penyidik KPK, sesaat kemudian menyeruak kasus suap pajak PT Bhakti Investama. Perusahaan multinasional di bidang finansial itu dimiliki Hary Tanoesoedibjo yang notabene Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem.
Bos Grup MNC itu diseret KPK ke meja penyidik. Kecurigaan terhadap Partai Nasdem menggunakan cara kotor semakin kuat. Seperti biasa, opini publik selalu mendahului keputusan hukum, dan efeknya lebih dahsyat.
Sekjen Partai Nasdem, Ahmad Rofiq, membantah. Dia tegaskan, dana segudang itu sudah disiapkan matang. Tentang sumbernya, banyak orang yang bersimpati dengan perubahan. Pebisnis, praktisi, dan kalangan masyarakat banyak yang mau menyumbang.
Setidaknya, partai yang baru belajar merangkak di usia dini itu membuktikan diri bisa menjadi magnet perhatian publik. Dan yang paling penting, bukan cuma jago membuat isu dan polemik yang menguras energi, tapi juga mumpuni membangkitkan harapan perubahan yang hampir punah.
Sebelum terlalu jauh membicarakan Partai Nasdem dan segala aksesorinya,
Rakyat Merdeka Online melemparkan pertanyaan mendasar pada survei kali ini. Prediksi Anda, mampukah Partai Nasdem menembus parlemen pada Pemilu 2014? Akankah mereka lolos Parliamentary Threshold (PT) 3,5 persen?
Selama dua pekan survei bercokol, hasilnya cukup menggembirakan bagi Nasdem. Dari 212 reponden, sebanyak 55,2 persen menyatakan, Nasdem pasti mampu menembus DPR. Dan 34 persen yakin tidak mampu, sedangkan sisanya menjawab ragu-ragu (10,8 persen).
Awal Juni ini, sebuah survei hampir serupa dilakukan Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS). Pertanyaannya, jika pemilu diadakan hari ini, parpol apa saja yang mampu menembus PT 3,5 persen itu?
Jawabannya, cuma enam partai politik yang memenuhi syarat masuk parlemen pada pemilu 2014. Keenam partai itu adalah Partai Golkar, PDIP, Partai Demokrat, Gerindra, PKS, dan Partai Nasdem. Meski duduk sebagai juru kunci "zona degradasi" (4,8 persen) pada survei itu, tapi Nasdem layak membusungkan dada. Apalagi bisa menyingkirkan empat seniornya, PPP, PAN, PKB dan Hanura.
Hasil itu hampir senada dengan prediksi mantan Ketua DPR, Akbar Tanjung, beberapa hari sebelum survei dirilis. Sang politisi senior menyatakan, angka ambang batas parlemen 3,5 persen cuma bisa menampung enam atau tujuh parpol untuk DPR periode 2014-2019.
Apakah fakta yang berbicara Partai Nasdem salah satunya? Yang pasti harapan rakyat adalah DPR periode mendatang tidak mengulang fakta bahwa betapa rendah kualitas parpol dan politisi kita.
Mampukah Partai Nasdem menjadi pembangkit harapan rakyat? Hmm, kita harap-harap cemas.
[ald]
BERITA TERKAIT: