LAPORAN DARI KIEV

PSK Ukraina, Berharap Panen Eh Malah Sepi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 21 Juni 2012, 23:12 WIB
PSK Ukraina, Berharap Panen Eh Malah Sepi
rmol
RMOL. Berharap panen, eh malah sepi. Itulah yang dialami para pekerja seks komersial (PSK) maupun bisnis dunia malam di Ukraina selama Euro 2012, setidaknya sampai berakhirnya babak penyisihan.

Semula mereka berharap akan bisa meningkatkan "omset" selama penyelenggaraan kejuaraan sepak bola terbesar setelah Piala Dunia ini. Apalagi, suporter yang datang ke empat kota tempat pertandingan, yakni Kiev, Kharkiv, Lviv dan Donetsk, sangat banyak.

Selama pertandingan babak penyisihan yang baru saja berakhir Selasa (19/6) lalu, di setiap kota itu tidak kurang dibanjiri belasan hingga puluhan ribu suporter. Mereka bukan saja berasal dari negara-negara peserta Euro 2012. Tetapi juga mania bola dari negara Eropa yang tidak lolos Euro 2012.
Bahkan, juga dari Asia, Afrika dan beberapa negara Amerika Selatan.

Entah benar dari Brasil atau bukan, namun wartawan koran ini pernah menjumpai beberapa suporter di area Fan Zone yang membawa bendera Brasil. Juga ada beberapa mania bola asal Maroko. Bahkan, suporter asal Maroko itu pernah menawarkan tiket pertandingan kepada Rakyat Merdeka Online saat bersama-sama meliput di Donetsk.

Kalau dari Asia, jelas lebih banyak lagi. Saya pernah satu taksi dengan dua cewek Singapura saat di Lviv. Di Kharkiv, saya disapa dengan serombongan lima bola mania yang mengaku dari Makassar. Saat menulis berita ini pun, Rakyat Merdeka Online baru saja kontak dengan serombongan pengusaha asal Semarang yang baru saja tiba dari Donetsk dan sekarang menginap di Kiev. Wajah-wajah khas Asia cukup mudah ditemui di antara kerumunan suporter di empat kota itu.

Dalam sebuah blog Euro 2012 yang dikutip Kyiv Post, seorang PSK berusia 23 tahun bernama Milena mengeluh bahwa dia tidak berharap bisa meningkat pendapatannya selama Euro 2012.  Seorang PSK lainnya bahkan menyebut selama dua minggu ini, belum sekali pun melayani pelanggan warga asing.
"Benar-benar musim kering bagi kami," kata PSK tersebut.

Padahal, di sekitar kawasan Fan Zone di Kiev maupun Stadion Olimpiyskiy, banyak terdapat toko-toko "lampu merah".  Toko-toko itu bisa dikenali dari kerlap-kerlip lampu berbentuk wanita telanjang, dengan tulisan yang mengisyaratkan sebagai tempat hiburan malam. Para suporter yang meninggalkan Fan Zone maupun stadion usai pertandingan pasti lewat tempat-tempat itu.

Di televisi hotel, juga ada beberapa siaran yang khusus menampilkan ajakan untuk melepas syahwat. Di hotel pertama tempat Rakyat Merdeka Online menginap di Kiev, tepatnya di kawasan Livoberezhna, ada televisi yang selepas jam 11 malam menyiarkan tayangan film porno. Selepas tayangan berdurasi setengah jam itu, disambung dengan tayangan yang menampilkan beberapa wanita yang berpakaian seksi, lalu pelan-pelan mulai melepas seluruh pakaiannya. Di akhir tayangan, ada suara plus dalam bahasa Inggris: You need a sexy friend. Please call me ....  . Lalu, muncullah nomor telepon.
 
Bahkan, iklan seks itu banyak juga yang ditampilkan di terang-terangan. Yakni, di lembaran-lembaran peta gratis yang memang disediakan untuk pendatang. Peta itu dikelilingi oleh foto-foto gadis telanjang dengan kata-kata "mengajak" plus nomor telepon yang bisa dihubungi 24 jam. Namun, rupanya para suporter sepak bola yang datang tidak banyak yang tertarik. Terbukti, para PSK banyak yang mengeluh.

"Mereka yang berinvestasi banyak untuk bisnis seks (selama Euro 2012) banyak yang mengeluh," kata Olena Zuckerman, aktivis Legalife, LSM pelindung PSK.

Ini juga membuktikan ramalan Markian Lubskiskiy, Direktur Panitia Pelaksana Euro 2012 yang dari awal sudah menegaskan bahwa fans tidak punya waktu untuk seks. Dan, memang demikian. Beberapa kali Rakyat Merdeka Online berbarengan dengan rombongan suporter asing saat habis nonton di stadion atau sekadar berkumpul di Fan Zone, mereka selalu "lurus" saja jalannya, tidak tertarik kerlap-kerlip lampu klub malam yang menggoda.

Tempat Rakyat Merdeka Online menginap saat ini, yakni di sebuah apartemen di dekat jalan besar Vlodomirskaya ini berada satu kompleks dengan sebuah klub penari telanjang.  Ibaratnya begitu masuk kompleks apartemen tinggal pilih: apakah mau "lurus" menuju gerbang apartemen. Atau, berbelok sedikit mampir ke klub penari telanjang.
 
Namun, Selasa (19/6) malam usai nonton Swedia menang atas Prancis di Stadion Olimpiyskiy, serombongan suporter Swedia yang juga menginap di apartemen sama dengan Rakyat Merdeka Online, memilih "lurus" saja masuk ke apartemen. Dentuman musik di klub telanjang itu sama sekali tidak menggoda rombongan yang terdiri dari pria kisaran 30 tahunan itu, untuk berbarengan dengan wartawan koran ini membuka gerbang apartemen. [dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA