Isu pertarungan dua petinggi utama Demokrat itu bahkan diprediksi menjadi topik yang tidak kalah menarik dibandingkan dengan ajang Piala Eropa 2012.
Publik juga berhak merasa berkepentingan dengan isu kisruh Demokrat karena partai itu sudah menjadi milik rakyat setelah mereka berpartisipasi dalam Pemilu dan mengambil kekuasaan di ruang publik.
"Tidak bisa dihindari, pertarungan mereka punya dampak ke dalam kebijakan pemerintah," ujar pengamat politik, Adhie Massardi kepada
Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Selasa, 19/6).
Bloking di Demokrat terlihat jelas. Kubu Anas diperkuat jajaran struktur partai yang berada langsung di bawah komandonya. Kubu ini sudah menunjukkan taringnya kepada SBY dengan secara mayoritas menolak penggulingan sang ketua umum.
"Mereka berani menolak melengserkan Anas," ungkapnya.
Dan, SBY sebagai Ketua Dewan Pembina meminta bantuan para pendiri untuk melengserkan Anas, namun hasilnya sejauh ini nol besar.
"Mereka tidak sanggup karena Anas yang pegang struktur. Sedangkan kekuatan SBY itu ada di luar struktur," lanjut Adhie.
Prediksi Adhie, bentuk friksi akan semakin menajam. Kalau SBY tetap merepresi Anas, bukan mustahil SBY bakal dikeluarkan dari struktur kepartaian. Apalagi, secara organisasi, langkah SBY berusaha melengserkan Anas adalah pelanggaran AD/ART organisasi
Faktanya, posisi Ketua Dewan Pembina ini ditunjuk oleh DPP dan ketua umum. Dalam kongres partai, satu-satunya yang mendapat mandat adalah ketua umum. Anas satu-satunya mandataris.
Dia menganalogikan friksi politik tersebut dengan perebutan Piala Eropa yang sedang berlangsung di Polandia-Ukraina.
"Ibaratnya, inilah pertarungan di grup neraka (grup B). Dan SBY ibarat timnas Belanda yang citranya tangguh dan kuat, tapi pada akhirnya kalah, kosong di lapangan, membawa pulang nol," tandas dia.
[ald]
BERITA TERKAIT: