Antara lain di Sorong (1 orang warga sipil meninggal), Puncak Jaya (7 orang aparat meninggal dan 1 luka, warga sipil meninggal 5 orang dan luka 2) , Mulia (1 orang aparat meninggal), Wamena (1 orang aparat meninggal), Abepura (4 warga sipil meninggal), Jayapura (1 aparat meninggal, 5 warga sipil meninggal), Merauke (2 aparat meninggal), Timika/Mimika (3 aparat meninggal dan 1 luka, 8 warga sipil meninggal dan 3 luka), Paniai ( 1 warga sipil meninggal dan 4 luka ).
"Dilihat dari wilayah penyebaran dan waktu kejadiannya, terlìhat jelas kasus ini sepertinya terorganisir dengan rapi, sistematis dalam memilih sasaran, direncanakan dengan baik dan dengan biaya yang cukup besar melalui operator lokal di lapangan," kata TB Hasanuddin lewat pesan elektronik kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Sabtu, 9/6).
Tujuannya antara lain, menciptakan instabilitas di Papua, dalam rangka mendorong dan mempercepat Papua keluar dari wilayah NKRI. Dan sayangnya, tambah Hasanuddin, ketika skenario itu muncul, pemerintah dan aparat daerah dalam keadaan tidak solid atau bisa juga disengaja tak solid.
"Pemda tidak efektif sama sekali, disusul dengan riuh rendahnya pilkada yang menimbulkan ketegangan baru. Sementara itu aparat, khususnya aparat intelejen hampir tak berdaya mengungkap dalang dari semua kejadian-kejadian di atas, malah terkesan saling curiga satu sama lain," ungkapnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: