Nama Syahganda dan Hendarman Mulai Santer Disebut akan Jabat Kepala BPN

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 04 Mei 2012, 17:32 WIB
Nama Syahganda dan Hendarman Mulai Santer Disebut akan Jabat Kepala BPN
syahganda nainggolan/ist
RMOL. Wacana pergantian Kepala Badan Pertahanan Nasional (BPN) Joyo Winoto semakin nyaring. Bahkan, saat ini ada dua nama yang disebut-sebut untuk menggantikan Joyo, yang sudah tujuh tahun menjadi Kepala BPN. Keduanya adalah Syahganda Nainggolan dan Hendarman Supandji.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi II DPR RI, yang membidangi pertanahan, Abdul Hakam Naja di Jakarta (Jumat, 4/5).

Hakam menjelaskan Syahganda, mantan aktivis ITB Bandung dan saat ini menjadi Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC), dikenal sebagai penggiat isu-isu pertanahan serta perburuhan.

"Dari latar belakangnya yang pernah kuliah di jurusan Geodesi ITB, Syahganda tergolong cukup tepat berada di situ, apalagi ditunjang pengetahuannya yang menyelesaikan S2 program studi pembangunan ITB, kemudian kini menjadi kandidat doktor ilmu kesejahteraan sosial Universitas Indonesia," jelas Hakam.

Menurut Ketua Panitia Kerja (Panja) Penyelesaian Konflik dan Sengketa Tanah DPR itu, nama Syahganda, yang lahir di Medan pada 27 November 1965, muncul sejak beberapa bulan lalu dalam perbincangan di sekitar Istana untuk menduduki jabatan Kepala BPN.

Sementara itu, Hakam menambahkan nama lain yang menguat belakangan yaitu mantan Jaksa Agung Hendarman Supandji. Pria berusia 65 tahun itu merupakan alumni Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah dengan menekuni jurusan pidana, dan terakhir menduduki Wakil Ketua Satuan Tugas Penanganan TKI Terancam Hukuman Mati di Luar Negeri, yang dibentuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 7 Juli 2011.

"Ada kemungkinan nama Hendarman muncul untuk mengagendakan berbagai penyelesaian kasus hukum yang banyak dihadapi pemerintah dalam isu-isu pertanahan,” ujar Hakam.

Politikus PAN ini menjelaskan, pekerjaan Kepala BPN ke depan terbilang berat, baik dalam kaitan membangun kebijakan dan pelaksanaan reforma agraria ataupun untuk mengatasi sejumlah kemelut terkait konflik maupun sengketa di bidang tanah sehingga memerlukan figur yang cerdas sekaligus berani. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA