"Jika ini tidak diatasi secepatnya, maka lambat atau cepat citra Ical juga ikut tercemar, padahal dia adalah calon pengantin pada 2014, yang akan terganggu di mata masyarakat yang baru mau dibujuk," kata eks Ketua DPP Golkar 2004-2009, Zainal Bintang, dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, beberapa saat lalu (Selasa malam (1/5).
Zainal Bintang menganjurkan ketiga kubu tersebut supaya berkomunikasi dengan baik.Ketegangan ini sangat merugikan citra Golkar seolah-olah tokoh-tokohnya satu sama lain sudah patah arang.
Muntasir Hamid, yang mengaku sudah mengantongi restu Akbar Tanjung untuk menolak percepatan Rapimnassus, menyebut Ical terlalu memaksakan dirinya ditetapkan sebagai Capres hanya dengan dasar pernyataan aklamasi 27 DPD I yang tidak demokratis prosesnya dan kurang kuat validitasnya.
Menurut Muntasir, puncak demokrasi di Golkar adalah penggunaan model konvensi di tahun 2004 untuk menjaring Capres. Kepemimpinan di Golkar, menurut AD/ART, bersifat kolektif kolegial, tidak boleh selera pribadi Ketua Umum saja dengan dukungan segelintir elit penguruis yang baru beberapa hari jadi kader Golkar.
“Pendeknya ring satu Ical di Golkar itu perlu dirombak dan dievaluasi. Berbahaya kalau karakternya selalu konfrontatif dan main kekuasaan," ujar Muntasir.
[ald]
BERITA TERKAIT: