Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPR, Mayjen (Purn) TB Hasanuddin, beberapa saat lalu (Jumat, 27/4).
Informasi yang didapatkannya, awal bentrokan adalah kala beberapa anggota Brimob melewati depan KPUD Gorontalo berpapasan dengan anggota Kostrad dan terjadilah saling teriak yang disusul dengan saling lempar batu. Karena kalah banyak, dua orang anggota Brimob terluka dan dibawa ke Polres Gorontalo .
"Persoalan akan selesai kalau kemudian peran pengawasan di tiap satuan berjalan dengan baik," kata TB Hasanuddin.
Ternyata, kejadian itu disusul razia puluhan anggota Brimob di jalan-jalan raya untuk menemukan anggota TNI. Mereka menangkap dua orang tamtama dan satu orang Bintara TNI , kemudian menembak dua pengendara sepeda motor yang berboncengan di tempat lain, yang berujung kematian Prajurit Dua TNI Firman Baso tewas di rumah sakit kemarin.
"Bisa jadi yang kena sweeping tersebut tidak terlibat dalam bentrok pertama.
Sweeping inilah yang kemudian banyak dipertanyakan para pimpinan TNI, mengapa kemudian senjata itu bisa keluar? Bagaimana prosedur pengawasan yang berlaku? Bagaimana tanggung jawab perwira piket atau para komandan satuannya sampai terjadi
sweeping?" urai pria yang lama bergelut di dunia intelijen ini
Dia menegaskan, peran konkret Kapolri dan Panglima TNI harus terlihat dan dirasakan dalam rangka menyelesaikan masalah ini, mengingat satuan Brimob dan Kostrad tersebar di seluruh Indonesia.
"Tujuannya, agar kematian Prada Firman tidak menyulut bentrokan di tempat lain," ucapnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: