Bahkan ketika dipanggil Presiden untuk menjadi Wakil Menteri ESDM pada satu hari Minggu bulan Oktober 2011 lalu, rambutnya masih terurai.
Dengan penampilan yang demikian, bukan berarti publik bisa menyepelekan inteletualitas Gurubesar Program Studi Tekhnik Perminyakan ITB itu. Pria kelahiran 16 September 1951 itu ditugaskan SBY terutama untuk meningkatkan produksi minyak yang anjlok.
Alumnus Tekhnik Perminyakan ITB tahun 1975 itu, satu angkatan dengan mantan menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, beberapa waktu lalu seringkali tampil di banyak forum diskusi televisi maupun diskusi yang digelar publik untuk membela rencana pemerintah menaikkan harga BBM yang pada akhirnya dikandaskan DPR melalui keputusan politik.
Bahkan dalam satu kesempatan dialog
live di salah satu stasiun televisi berita, pimpinan Komisi VII DPR, Effendi Simbolon pernah menghardik pria nyentrik bersapaan Pak Wid itu karena terkesan jadi bumper bagi Menteri ESDM Jero Wacik yang jarang sekali tampil di muka umum untuk menjelaskan ihwal kenaikan BBM.
Kini Pak Wid sudah menghadap Tuhan kala coba menaklukkan gunung Tambora (4300 m) di NTB. Almarhum pergi meninggalkan istri, ekonom dari Universitas Indonesia Ninasapti Triaswati, dan putri satu-satunya, Kristal Amalia.
Kepala Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Surono mengabarkan kemungkinan Pak Wid terkena serangan jantung.
Tapi dari kabar yang didapat Menteri ESDM, Jero Wacik, Pak Wid mendadak sesak nafas ketika sedang mendaki gunung.
"Dikabarkan karena kurang oksigen disitu mulai terjadi sesak napas," jelasnya
Almarhum sempat mengundang sejumlah wartawan untuk melakukan pendakian gunung dari 19 April dengan tema Famele Trakkers For Lupus.
"Selamat Jalan Wamen ESDM, semoga mendapat ketenangan di alam sana. Kami berduka," demikian pesan singkat Staf Khusus Presiden, Andi Arief.
[ald]
BERITA TERKAIT: