"Ada kerusakan tapi kecil. Empat korban luka-luka di daerah Meulaboh dan teridentifikasi juga tsunami sekitar 1 meter," kata Staf Khusus Presiden Bidang Kebencanaan dan Bantuan Sosial, Andi Arief, dalam talkshow di
TV One sesaat lalu (Kamis, 12/4).
Selama periode 1900-2012, ungkap Andi, setidaknya telah terjadi 77 gempa dengan kekuatan di atas 8 Skala Richter dan berpotensi tsunami di kawasan sekitar Aceh. Rata-ratanya gempa terjadi satu kali setiap tahunnya. Dan khusus untuk tahun ini gempa berkekuatan demikian sudah terjadi dua kali.
Selain itu, lanjut dia, dari catatan para periset bahwa pernah terjadi dua kali tsunami sebelum tsunami 2004 lalu dengan kekuatan yang sama dahsyatnya. Yaitu terjadi pada abad 14 dan 15. Sementara di luar zona reduksi, di wilayah ini telah terjadi enam kali gempa dalam medio sepuluh tahun terakhir.
"Potensi gempa di sana harus dipelajari, sekalipun mencari paleonya sulit, di laut Samudera Hindia,†kata Andi.
Sementara itu, bebernya, ada
local wisdom di Semeleu yang menarik terkait gempa yang membuat 28 negara, termasuk Indonesia, mengeluarkan peringatan dini tsunami kemarin terjadi. Beberapa menit sebelum gempa, kerbau di Semeleu, sebagaimana diinformasikan Kapolres setempat kepada Andi, berkumpul.
Terlepas dari potensi gempa yang bakal terjadi di Aceh ke depan, tutur dia, hal yang perlu disyukuri dari gempa besar yang terjadi kemarin adalah bekerjanya sistem dengan baik. Koordinasi antara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berjalan baik. Badan SAR Nasional (Basarnas) juga siaga. Semuanya waspada. Sementara, masyarakat di sekitar gempa, Semelu, Siberut dan Mentawai sampai Lampung langsung mengevakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi.
"Masyarakat agak sedikit sadar karena sosialisasi dari lembaga berjalan dan juga karena pengalaman. Ini patut disyukuri," tandasnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: