Calon gubernur DKI Jakarta Hidayat Nurwahid tak begitu banyak menanggapi hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI), yang menempatkan pasangan incumbent Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli berpeluang menang dalam satu putaran, dengan mengantongi suara 49,1 persen.
"Sudah berkali-kali kami menjawab terkait survei LSI," ujar Hidayat kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, (10/4).
Sebaliknya, mantan Presiden PKS ini membeberkan dua kesalahan analisa atau prediksi LSI, yang terkait dengan partai dakwah tersebut.
Pertama, survei LSI menjelang pemilihan gubernur DKI Jakarta pada tahun 2007 lalu. Pada waktu itu, survei LSI menyebutkan suara PKS, yang saat itu mengusung Adang Daradjatun-Dani Anwar hanya mendapatkan suara 27-29 persen. Tapi faktanya, PKS yang saat itu dikeroyok oleh 20 partai yang menjagokan Fauzi Bowo, meraih suara 42 persen.
Kedua, yaitu survei LSI menjelang Pemilu 2004, pada saat PKS dipimpin Hidayat Nur Wahid. Pada saat itu, terang Hidayat, survei LSI mengatakan PKS hanya mendapat suara 2,9 persen. Nyatanya PKS meraup suara 7,4 persen. Bahkan di DKI Jakarta, pada Pemilu 2004, PKS keluar sebagai pemenang Pemilu.
"Dari peristiwa itu, Anda bisa membayangkan bagaimana kredibilitas survei,"
Apakah itu artinya ada pesanan dalam survei LSI tersebut?
"Saya tidak perlu masuk di ruang itu. Anda bisa nilai sendiri," elak Hidayat. [zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: