Ternyata yang Demo Mabes Polri Preman Taat Hukum Anti John Kei

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 22 Februari 2012, 15:39 WIB
Ternyata yang Demo Mabes Polri Preman Taat Hukum Anti John Kei
demo anti-john kei/rmol
RMOL. Kabar kedatangan massa pendukung John Kei ternyata tidak benar. Memang markas pusat polisi kedatangan tamu tak diundang, tapi bukan massa pendukung John Kei, melainkan kelompok penentangnya.

Sebelum mendatangi Jalan Trunojoyo, massa yang jumlahnya sekitar 300 orang itu sempat berdemonstrasi di kawasan Bundaran Hotel Indonesia sejak pagi dan tiba di kantor Polri tepat pukul 14.00 WIB. Aksi ini sempat membuat kemacetan di sekitar Mabes Polri.

"Hukum mati John Kei, hukum mati John Kei," teriak massa yang menamakan dirinya Angkatan Muda Kei (Amkei).

Padahal, selama ini Amkei adalah organisasi yang dipimpin oleh John Kei. Wakil Koordinator Amkei, yang bernama Daud Kei, mengklaim bahwa kelompok massa yang dibawanya ke Mabes Polri tidak setuju dengan kiprah John Kei di dunia hitam selama ini.

"Dia seharusnya ditembak mati. Komnas HAM jangan selalu memojokkan pihak kepolisian. Apabila melindungi John Kei dalam pelanggaran HAM berarti merusak HAM," ucap Daud Kei kepada wartawan.

"Kami disini dari preman yang taat hukum dan menghargai UUD, yang menghargai tindakan Polisi," tegasnya lagi.

Dia menyatakan, nyawa manusia begitu murah di tangan John Kei. Seharusnya, tambah Daud, manusia tidak boleh menghilangkan nyawa manusia dan hanya Tuhan yang berhak.

"Langkah polri sudah benar, kami memberikan dukungan kepada Polisi. Kami disini dari semua elemen masyarakat yang tidak menerima John Kei," ujar dia.

Massa sempat diterima oleh pihak Divisi Humas Mabes Polri. Mereka membawa spanduk-spanduk yang berisi hinaan-hinaan kepada John Kei dan seruan hukum mati untuknya. Salah satunya bertuliskan "John Kei dan Antek-anteknya Harus Musnah dari Muka Bumi".

John Kei ditangkap polisi pada Jumat malam (17/2) atas dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan bos PT Sanex Steel Indonesia (SSI), Tan Harry Tantono alias Ayung (45) pada 26 Januari. Namun penembakan pada kaki kanannya oleh salah seorang perwira polisi dengan senapan laras panjang dipertanyakan pihak keluarga John Kei. Saat diringkus, John Kei mengaku sudah menyerah tapi tetap dipukuli dan kemudian ditembak kakinya.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, menegaskan, penembakan itu dilakukan pihaknya karena John Kei melawan saat hendak ditangkap. Tapi dia benarkan bahwa John tidak dikawal anak buahnya.[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA