Salah seorang perangkat demonstrasi, Reza dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, menegaskan, dia dan ratusan rekannya tidak akan gentar meskipun tadi pagi sudah mendengar berita bahwa Gerakan Rakyat untuk Duduki Cikeas (Geruduc) di Tugu Proklamasi dibubarkan oleh aparat polisi.
"Semua elemen sudah berkumpul di Unas. Kami sudah lihat indikasi represif dari aparat. Kami tetap jalan ke Cikeas apapun yang terjadi," kata Reza beberapa saat lalu (Rabu, 15/2).
Menurut Reza, tuntutan SBY-Boediono mundur sudah didengungkan ribuan kali oleh mahasiswa di seluruh Indonesia. Maksud tuntutan itu agar pemerintah segera meningkatkan kesejahteraan rakyat dan membersihkan tubuhnya dari penyakit korupsi. Karena pemerintah tetap tidak peduli pada penderitaan rakyat maka diperlukan peningkatan suhu gerakan.
"Tujuan kami pertama adalah menciptakan opini publik bahwa SBY-Boediono sudah gagal. Kami akan duduki wilayah kediaman SBY dan mengkampanyekan isu itu ke seluruh masyarakat," katanya.
Dalam aksinya, mahasiswa sudah menyiapkan perlengkapan salah satunya berupa boneka SBY berukuran besar yang akan digunakan di Cikeas.
"Kami akan minta masyarakat yang ada di sekitar kami untuk menggampar boneka itu sebagai simbolisasi bahwa rakyat menolak pemerintahan ini berlanjut," terangnya.
Dia mengaku telah mendapat kabar bahwa kepolisian akan sangat represif dan menyiapkan skenario mengadu mahasiswa dengan warga Cikeas.
"Kabar itu membuat kami semakin waspada. Kami siap hadapi aparat, dan akan kedepankan dialog dengan warga," tandasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: