Selain depresi diduga kuat aksi yang dilakukan sang santri ini gara-gara tekanan mental pasca meninggalnya sang istri korban. Kejadian ini mengagetkan penghuni pondok serta warga sekitar. Mereka pun tidak menyangka jika di kawasan tempat tinggalnya itu berdiri sebuah pondok pembinaan mental khusus bagi orang-orang depresi.
Memang, jika diperhatikan dari luar, pondok yang dijadikan lokasi hanyalah sebuah rumah tinggal biasa berlantai dua. Tidak ada petunjuk atau papan nama di depan pondok. Memang pondok ini baru saja berdiri beberapa hari.
Menurut Kapolsekta Cihideung AKP Trisna Sukmayadi, kasus kematian korban kini ditangani pihaknya. Dari hasil pemeriksaan sementara, korban tewas setelah menjerat lehernya dengan seutas tali di dalam kamar mandi.Tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Sementara keluarnya kotoran dan sperma dari kemaluannya menandakan jika dirinya tewas akibat gantung diri.
Kejadian ini pertama kali ditemukan oleh seorang ustad pengajar di pondok tersebut, yakdni Asep Badrudin. Kala itu dirinya merasa curiga ketika korban yang masuk kamar mandi belum juga keluar setelah lebih dari setengah jam.
Maka inisiatif untuk mendobrak kamar mandi pun dilakukan. Setelah pintu terbuka diketahui jika korban telah tewas dengan tubuh tergantung pada seutas tali. Dari keterangan, korban ini baru saja dua hari menjalani pembinaan mental di pondok tersebut. Sikapnya memang tidak stabil dan kerap mengamuk.
[dem]
BERITA TERKAIT: